MEDAN - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jendral Tito Karnavian menilai, tidak meratanya pembangunan menjadi salah satu sumber masalah yang dihadapi bangsa ini. Hal itu juga menyebabkan tingginya masyarakat miskin yang disebut low class. Perpecahan yang terjadi pada Uni Soviet, misalnya, menjadi contoh.

Demikian dikatakan Kapolri saat menjadi narasumber dalam Seminar Nasional Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dengan tema 'Peran Mahasiswa Guna Memperkokoh Kebhinekaan dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI."

Selain itu, Tito berpendapat, potensi perpecahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ada di depan mata.

"Saya berpendapat 71 tahun kita tidak pecah seperti negara-negara tadi, kita tidak boleh menganggap ini biasa-biasa aja. Saya berpendapat potensi ada. Darimana sumbernya? Internal dan eksternal. Problema terpenting kita memang mampu menjaga selama 71 tahun tapi kita belum mampu untuk membuat Indonesia didominasi oleh kekuasaan kelas menengah. Bangsa yang kuat adalah bangsa yang didominasi kelas menengah, seperti piramida terbalik," kata Tito di Asrama
Haji Medan, Rabu (17/2017).

Orang nomor satu di Polri ini mencontohkan, Singapura yang sudah berhasil membuat kelas menengahnya kuat, high classnya kecil.

"Jadi masyarakatnya egaliter. Intelektualnya cukup, masyarakatnya cerdas. Nah, kita saat ini masih didominasi oleh low class. Kecil high classnya, tidak besarnya middle class," ungkap Tito.

Sementata itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM, Putra Revolusi yang memberikan sambutannya mengatakan bahwa kondisi kita saat ini mengkhawatirkan. "Kebhinekaan dan persatuan kita tengah berada di titik nadir," kata dia.

Sebagaimana diketahui, Tito hadir menjadi narasumber dalam Seminar Nasional Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dengan tema "Peran Mahasiswa Guna Memperkokoh Kebhinekaan dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI". Seminar merupakan rangkaian acara dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) IMM yang berlangsung di Asrama Haji Medan.