MEDAN-Sejumlah pihak terkait sepakat untuk mengoptimalkan sinergitas kinerja guna meningkatkan pelayanan terhadap korban kecelakaan lalulintas (lakalantas).

Hal itu mengemuka dalam talkshow bertajuk “Sinergitas Pelayanan Korban Lakalantas” yang digelar di Ruang Serbaguna Rumah Sakit (RS) Royal Prima, Jalan Ayahanda Medan, baru-baru ini.

Takshow menghadirkan pihak-pihak terkait yakni dari sejumlah rumah sakit di Kota Medan dan sekitarnya, Kepolisian Republik Indonesia (Polri), PT Jasa Raharja (Persero), Dinas Kesehatan, Badan Perlindungan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, dipandu Iskandar Prapanca sebagai moderator.

Turut hadir Direktur RS Royal Prima dr Alinafiah Nasution, Dewan Pengawas RS Royal Prima dr Syahrial Anas, Direktur Medik dan Keperawatan dr. Weanaldi, Direktur Bidang Pendidikan Pelatihan dan Kerjasama Rosita Ginting, serta sejumlah tamu undangan lain.

Didasari angka kecelakaan lalulintas yang tinggi, maka perlu disikapi oleh pemangku kepentingan untuk menangani korban sebaik-baiknya. “Namun kami sebagai pengemban amanah undang-undang, dalam menghadapi kondisi tersebut juga harus berdasarkan ketentuan, yakni adanya laporan kepolisian akan adanya peristiwa kecelakaan tersebut,” kata Kepala PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Medan Muhammad Hidayat.

Asnila Dewi Harahap, mewakili BPJS Kesehatan menyatakan, sinergitas mereka dengan Jasa Raharja sudah berjalan dengan baik. “Ada ketentuan, untuk kecelakaan ganda, untuk plafon sampai dengan Rp 10 juta dibayarkan oleh Jasa Raharja sebagai penjamin pertama, untuk selanjutnya di atas itu tanggungjawan BPJS Kesehatan sebagai penjamin kedua. Kecuali untuk kecelakaan tunggal seluruhnya kami yang menangani,” jelas Asnila.

Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Medan Bambang Utama juga menjelaskan, pihaknya menjamin tenaga kerja peserta program BPJS Kesehatan yang mengalami kecelakaan pada masa kerja. “Kecuali kalau kejadiannya di luar masa kerja, atau saat aktivitas pribadi, itu menjadi tanggungan BPJS Kesehatan,” jelasnya.

Dalam diskusi juga mengemuka sejumlah keluhan dari pihak rumahsakit, bahwa mereka sering menjadi ‘korban’ dari prosedur guna mendapatkan penjaminan kesehatan tersebut.

Ada kalanya pasien ngotot untuk langsung mendapatkan fasilitas penjaminan dari Jasa Raharja atau BPJS, sementara pihak-pihak tersebut meminta persyaratan adanya laporan kepolisian yang terjadang justru enggan diurus korban karena berbagai alasan.

Terkait hal tersebut, Kanit Lantas Polrestabes Medan AKBP P Sudaryanto berharap, masyarakat masu segera melapor jika mengalami kejadian kecelakaan, sehingga bisa segera diproses laporan kepolisiannya sebagai syarat untuk mendapat penjaminan pelayanan kesehatan.

“Dalam pengurusan laporan kepolisian tersebut, tidak ada biaya, dan kami tidak akan mempersulit. Langsung kami proses, bahkan bisa hanya dalam waktu satu hari jika saksi-saksinya sudah lengkap,” tegas Sudaryanto.

Sementara Direktur RS Royal Prima dr Alinafiah Nasution dalam sambutannya mengatakan, acara ini sangat penting guna meningkatkan pelayanan rumahsakit terhadap korban lakalantas.

“Semoga dengan pertemuan ini, pengetahuan akan pelayanan kesehatan terhadap korban lakalantas, baik secara medis maupun administrative, bias lebih baik. Khususnya RS Royal Prima, kami akan terus meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat Kota Medan termasuk dengan penambahan 500 unit tempat tidur bagi pasien,” paparnya.

Terpisah, Direktur Utama PT Royal Prima Dr Tommy Leonard SH MKn berharap, dari pertemuan ini semua pihak terkait akan lebih meningkatkan pelayanannya terhadap korban lakalantas.

"Dalam hal ini, kami akan terus berusaha mewujudkan suatu kondisi masyarakat Medan khususnya dan Sumut pada umumnya sehat baik fisik maupun mental. Sebab, pembangunan akan sulit berjalan lancar jika kondisi masyarakatnya tidak sehat," ujarnya dalam siaran persnya yang diterima, Kamis (11/5/2017).

Dalam rangka meningkatkan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat, kata Tommy, pihaknya secara terus menerus melakukan berbagai upaya. "Ketidakpuasan pasien tidak dapt dibiarkan, karena dimasa yang akan datang dapat menurunkaan minat pasien untuk di rawaat inap di rumah sakit,"kata Tommy Leonard lagi.