MEDAN-Realisasi pertanaman kedelai di Sumatera Utara (Sumut) untuk masa tanam Oktober 2016 hingga Maret 2017 baru mencapai 1.863 hektare atau sekitar 25,34% dari target 7.351 hektare. Kecilnya realisasi pertanaman kedelai karena tanaman ini bukan favorit petani di Sumut.

Data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, pertanaman kedelai terluas berada di Padanglawas yang mencapai 679 hektare atau 147,29% dari target 461 hektare. Kemudian Mandailing Natal seluas 669 hektare atau 51,38% dari target 1.302 hektare dan Langkat seluas 278 hektare atau 98,58% dari target 282 hektare.

"Pertanaman kedelai di Sumut per Februari 2017 memang baru terealisasi di 11 kabupaten/kota. Dan tiga daerah ini mencatatkan luas tanam tertinggi. Karena delapan kabupaten/kota lainnya di bawah 100 hektare," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut M Azhar Harahap di Medan.

Kabupaten/kota lainnya di Sumut yang merealisasikan pertanaman kedelai adalah Kabupaten Simalungun seluas 26 hektare atau 4,6% dari target 565 hektare, Asahan satu hektare atau 12,5% dari target delapan hektare, Tapanuli Selatan 39 hektare atau 11,02% dari target 354 hektare.

Kemudian Binjai tujuh hektare atau 53,85% dari target 13 hektare dan Padangsidimpuan seluas 33 hektare atau 137,5% dari target 24 hektare.

Selanjutnya, Nias Selatan yang merealisasikan pertanaman kedelai hanya seluas 20 hektare atau 1,76% dari target 1.139 hektare, Padanglawas Utara 57 hektare atau 39,04% dari target 146 hektare, dan Labuhanbatu Utara seluas 55 hektare atau 74,32% dari target 74 hektare.

Azhar mengatakan, ada dua daerah yang target tanamnya di atas 1.000 hektare belum ada melakukan pertanaman. Dua daerah tersebut yakni Deliserdang dengan target 1.404 hektare dan Serdang Bedagai seluas 1.100 hektare.

"Pertanaman kedelai di Sumut memang menjadi prioritas karena masuk target swasembada. Berbagai upaya telah dan akan dilakukan untuk menggenjot luas tanamnya," katanya.

Pengamat pertanian Sumut Prof Abdul Rauf mengatakan, petani di Sumut memang banyak yang menjadikan kedelai sebagai tanaman sela. "Makanya bukan prioritas. Jadi misalnya tanaman utama si petani padi, maka selama jeda panen hingga masuk masa tanam lagi, mereka menanam kedelai. Begitu yang terjadi di banyak daerah di Sumut. Karena itulah realisasinya masih kecil," katanya.

Selain bukan favorit, produktivitas kedelai sulit digenjot di Sumut karena permasalahan iklim dan jenis tanah. Tanaman ini, kata Rauf, memang paling cocok di Amerika Serikat yang memiliki jenis tanah mollisol.

"Memang pertanamannya tetap bisa dilakukan namun harus dengan pengelolaan tanah yang tepat. Dengan begitu, target produksi bisa tercapai dan petani bisa menikmati untungnya. Karena peluang pasar kedelai cukup tinggi mengingat tanaman ini merupakan bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe," ujarnya.