MEDAN-Terkait harga karet alam di pasar internasional terus berfluktuasi dengan kecenderungan menurun sejak Maret lalu. Seretnya harga karet tersebut dipicu oleh lemahnya harga minyak mentah dunia.

Menurut Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, sejak awal April hingga menjelang akhir bulan, harga minyak mentah dunia terpuruk cukup signifikan dan mulai menyentuh level terendah US$ 49 per barel.

"Disaat harga minyak melemah, ada kecenderungan komoditas lain akan menyesuaikan harganya. Terlebih komoditas yang menjadi bahan substitusi dari minyak dunia itu sendiri, seperti karet dan juga CPO," katanya.

Inilah kata Gunawan, yang menjadi pemicu memburuknya harga komoditas unggulan Sumut tersebut. Ditambah dengan penguatan rupiah yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap menurunannya permintaan di pasar ekspor.

"Menjelang Ramadhan dan Lebaran, saya pikir penurunan harga komoditas ini akan menjadi kabar buruk. Tidak ada yang bisa dilakukan untuk memperbaiki daya beli selain mengharapkan kenaikan harga komoditas itu sendiri dalam jangka pendek," ungkapnya.

Jadi dengan penurunan harga komoditas tersebut, penjualan ritel di Sumut tidak akan jauh berbeda dibandingkan selama konsumsi di bulan Ramadhan dan Lebaran tahun lalu.

"Tahun ini, kesulitan ekonomi masih akan membayangi karena pada dasarnya Sumut sangat bergantung kepada pertanian khususnya perkebunan," ujarnya.

Di sisi lain, peran industri manufaktur di Sumut juga belum menjadi pilar bagi ketahan ekonomi. Pembangunan proyek infrastruktur menurut Gunawan, memang banyak membantu mengurai pengangguran serta memperbaiki daya beli. Namun kontribusinya masih kalah jauh dibandingkan dengan perkebunan atau pertanian.

Selain itu, pembangunan infrastruktur ini sangat bergantung kepada belanja pemerintah dan sifatnya hingga proyek selesai.

Untuk itu, dia menyarankan agar masyarakat di Sumut bijak dalam mengendalikan pengeluaran dengan memberi skala prioritas pada anggaran pengeluaran. "Hal ini dimaksudkan agar masyarakat tidak terlalu kesulitan menghadapi Ramadhan, Lebaran dan akhir tahun ajaran sekolah yang datang secara beruntun," jelasnya.