JAKARTA - Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha mengatakan, video kampanye Basuki T Purnama yang membuat masyarakat geram. Pasalnya, dalam video kampanye tersebut pihak Basuki T Purnama jelas menyudutkan muslim dengan menggambarkan bahwa muslim anarkis dalam berdemonstrasi.

Karena itu kampanye tersebut perlu ditindaklanjut secara serius oleh penegak hukum dan justru ini adalah blunder yang berulang-ulang yang dilakukan oleh pihak Basuki T Purnama pada momentum Pilkada DKI Jakarta 2017.

''Video tersebut bukan hanya menjadi polemik nasional, akan tetapi menimbulkan provokasi yang menjurus pada rasisme kepada pihak yang disudutkan, dan yang harus disadari oleh Basuki T Purnama adalah dengan adanya video tersebut jelas Basuki T Purnama akan ditinggalkan oleh pemilih muslim sebagai konstituen mayoritas yang ada di Jakarta,'' tutur Panji.

Panji menilai, seharusnya kubu Basuki-Djarot harus mepertimbangkan secara matang  membuat video kampanye tersebut dan menyebarluaskannya, pasalnya, dari peristiwa Al Maidah 51 yang belum tuntas dan menjadikan Basuki T Purnama sebagai terdakwa, kondisi di Jakarta semakin memanas dan menuju kepada tidak stabilnya politik secara nasional dani akan berdampak buruk secara ekonomi, jadi secara politik pasangan Basuki-Djarot akan tumbang pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.

''Basuki T Purnama sangat kontroversial dengan mengesampingkan falsafah Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila sebagai dasar negara,  perlu diingat warga Jakarta perlu suasana kondusif yang dapat diciptakan oleh calon Gubernur DKI Jakarta mendatang, pemimpin pemersatu seluruh golongan ras, agama dan etnis yang ada di Jakarta, bukan pemimpin yang dapat memecah belah warga Jakarta  dengan aksi provokasi terus menerus, dan atas peristiwa ini sebaiknya Basuki-Djarot harus mulai legowo karena peluang menang dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 sudah tertutup rapat,'' tutup Panji. (rls)