MEDAN-Kepergian Rianto (40) putra sulungnya itu, membuat ibu kandungnya teramat terpukul. Murtini (59) masih tak menyangka kepergian Rianto dan keluarga harus dengan pembunuhan sadis seperti itu.

Masih terngiang diingatannya, perangai Rianto yang tak banyak omong, dia juga suka bantui keluarga dan temannya. Kalau mau sedekah, kata Murtini, Rianto selalu meminta baju dan jilbab bekas ku, untuk disumbangkannya pada orang. Meski jarang berkomunikasi, tapi Rianto begitu perhatian dengan orang tua dan keluarganya.

"Mak, baju dan jilbab yang tak dipakai kumpul ya, nanti tak ambil. Itu yang selaku dibilang ke saya, suka sedekah anaknya. Setiap pagi kalau mau pergi kerja dia pasti lewat depan rumah, dengan memakai kaca mata hitam dan kreta, berhenti sebentar menanyakan bapaknya, kemudian berlaku pergi. Tiga hari yang lalu terakhir kali saya melihat anak ku itu, tak ada sedikit pun firasat kalau dia dan keluarganya akan pergi untuk selamanya," kenang Murtini, di sela-sela pembacaan yasin untuk para korban.

Dari raut wajah Murtini, tampak rasa bingung dan kesedihan yang mendalam. Ia memilih tak banyak omong setiap kali orang menanyakan penyebab kematian anak, cucu dan besannya itu. "Biar polisi yang cari pelakunya, saya memang tak tau apa-apa. Kalau musuh setau saya tak aga, dia jarang keluar sendiri, pasti sama anak dan istrinya. Taunya ketika tetangga yang ngabari, padahal rumah kami berdekatan. Dia pernah tinggal di rumah ini, setelah punya anak dia beli rumah sendiri, ya di rumah itu lah. Tetangga curiga, sampe kan sembilan pagi pintu rumah tak terbuka, lampu teras juga tak dimatikan. Setelah didobrak baru tau mereka sudah meninggal," cerita Murtini.

Tah hanya Murtini yang sangat mengutuk perbuatan keji sang pelaku pembunuhan satu keluarga tersebut, kerabat dan warga juga ikut terpancing emosi. Selentingan isu yang santer terdengar di sela-sela persemayaman ke lima jenazah tersebut, mengatakan kalau pelaku adalah teman atau orang terdekat korban.

"Ada persaingan di gudang tempat mereka bekerja. Mungkin sakit hati dia gara-gara si Anto (panggilan akrab korban) jadi pengawas gudang. Sebelum kejadian istri nya sempat bertanya kenapa suaminya pulang cepat saat itu, ada kawan yang mau datang jawab Anto. Tak berapa lama baru pelaku yang katanya kawan Anto datang dengan mengendarai mobil Avanza warna hitam, terus dibante orang itu. Kejam ah, tak ada yang tau tetangga," ujar teman seperwiritan korban, yang rumahnya juga tak jauh dari TKP.

Masih kata tetangga korban, Jum, Yani istri korban orangnya juga tak jauh beda dengan suaminya, pendiam dan baik dalam kesehariannya. "Istrinya itu pintar cari duit, dia agen terbesar lumpia di Medan ini. Sampe dikirim ke luar negeri, Malaysia dan Singapore. Di rumahnya banyak lumpia yang diambilnya dari orang lain. Yang bunuh itu mungkin sudah minum pil setan kali ya, tega bunuh orang sekaligus gitu," katanya lagi.

Sementara itu anggota DPRD Kota Medan dari Komisi C, Mulia Asri Rambe alias Bayek, siang itu tampak menghadiri penajaan dan datang ke rumah korban guna mengucapkan bela sungkawa, serta memberikan sumbangan pada Murtini. Bayek meminta agar aparat kepolisian segera menangkap pelakunya. "Diminta kepada seluruh masyarakat, agar terus waspada dalam arti jangan terlalu cemas dengan adanya peristiwa ini. Karena sudah pasti polisi dan Pemko Medan sudah mengantisipasi keamanan untuk ke kedepannya, khususnya Kota Medan,"tegas Bayek.

Tampak hadir dalam pemakaman, Kapolres Pelabuhan Berkawan, AKBP Yemi Mendagi Sik. Wakil walikota, Ir. Ahyar Nasution Msi. Camat Medan Deli, Lurah Mabar, Dinas Kesehatan kota Medan, Mulia Asri Rambe (Bayek) anggota DPRD Kota Medan. Mereka juga ikut menghantarkan para korban pembunuhan sadis tersebut ke tempat Pemakaman Umum di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli Jalan Kawat VII, Gang Wakaf.