MEDAN - Sumatera Utara (Sumut) menargetkan pertanaman jagung untuk musim tanam Oktober 2016 hingga Maret 2017 seluas 163.743 hektare. Dari target tersebut, Kabupaten Karo merupakan daerah yang target tanamnya tertinggi yakni seluas 49.890 hektare.

Namun per 13 Maret 2017, daerah tersebut baru bisa merealisasikan pertanaman jagung seluas 33.088 hektare atau 66,32% dari target tanam. "Realisasi Karo memang lebih rendah dibandingkan kabupaten/kota lainnya. Begitupun, hal itu tak berdampak signifikan pada target tanam jagung di Sumut. Karena secara keseluruhan, target tanamnya sudah terealisasi sekitar 92% atau 151.772 hektare dari target 163.743 hektare," kata Kepala Sub Bagian Program Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Marino di Medan.

Data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, realisasi pertanaman jagung di Kabupaten Karo pada Oktober 2016 seluas 4.043 hektare dari target 4.036 hektare. Lalu pada November hanya 5.169 hektare dari target 8.000 hektare. Realisasi Desember juga di bawah target yakni 17.878 hektare dari target seluas 25.000 hektare.

Selanjutnya di bulan Januari 2017 ditargetkan 10.000 hektare tapi hanya terealisasi seluas 4.959 hektare dan Februari seluas 916 hektare dari target 10.500 hektare. Sementara per 13 Maret 2017, realisasinya baru sekitar 123 hektare dari target 14.354 hektare.

Marino mengatakan, meski baru direalisasikan 66,32%, Karo tetap ada di urutan pertama untuk pertanaman jagung. Kemudian Simalungun seluas 25.477 hektare atau sekitar 67,06% dari target 37.918 hektare dan Deliserdang seluas 23.250 hektare atau 234,74% dari rencana tanam hanya 9.906 hektare.

Menurut Marino, kemungkinan pertanaman jagung memang terkendala cuaca. Sehingga petani tidak bisa menggarap lahannya dengan maksimal. Namun pihaknya terus melakukan berbagai upaya agar target pertanaman jagung bisa tercapai. Salah satunya dengan menekankan ke kabupaten/kota untuk mencapai target dengan melakukan percepatan tanam.

Selanjutnya, kabupaten/kota juga harus memaksimalkan atau meningkatkan pembinaan kepada mantri tani, penyuluh pertanian dan mantri statistik dalam melakukan pendampingan kelompok tani, pencatatan tanam dan panen di lapangan.

"Kabupaten/kota juga diminta rutin memberikan laporan sehingga diketahui apa saja kendala di lapangan. Dengan begitu, target akan tercapai khususnya di kabupaten/kota yang targetnya tinggi seperti Karo," pungkas Marino.