MATARAM - Sabar Nababan, dosen perguruan tinggi di Kota Mataram baru saja mendeklarasikan agama baru yang disebutnya Agama Angkasa Nauli (AAN). Ajaran Angkasa Nauli disebar melalui media sosial sejak Jumat (17/3) lalu.

Dalam salah satu posting-annya, nama kitab suci ajaran AAN ini adalah ''Kebenaran''. Dia memosisikan diri sebagai Tuhan.

Selain itu, dalam postingannya, Sabar menampilkan daftar jemaat dan pengurus AAN. Di antaranya, RN sebagai pemimpin, JL sebagai penyebar, ST sebagai seksi perlengkapan, DC sebagai seksi keamanan, TM sebagai seksi perencana, dan MA sebagai seksi dana.

Menyikapi deklarasi itu, polisi bergerak cepat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di tengah-tengah masyarakat.

Aparat dari Polsek Ampenan meminta konfirmasi langsung kepada yang bersangkutan di kediamannya di Jalan Sunan Ampel II Bumi Kodya Asri, Kelurahan Jempong Baru, Kota Mataram.

''Kami sudah meminta konfirmasi langsung kepada yang bersangkutan. Yang bersangkutan sudah mengakui bahwa dia sudah mendeklarasikan lewat Facebook tentang agama barunya,'' ungkap Kapolsek Ampenan Kompol R Sudjoko Aman.

"Kami sudah melakukan koordinasi dengan aparat pemerintahan. Karena ini ranah Departemen Agama, kami melakukan koordinasi dengan tingkat kecamatan, baik camat maupun lurah, dan KUA setempat,'' ucapnya.

Sabar mengaku telah mendapat bisikan sehingga melakukan hal itu. ''Belum ada langkah untuk melakukan penahanan karena ada keterangan dari istrinya bahwa SN baru keluar dari RSJ,'' ujarnya.

Sementara itu, Polda NTB memastikan akan melakukan pengusutan terhadap ajaran AAN tersebut.

Pengusutan itu perlu dilakukan karena adanya keresahan di tengah masyarakat terkait dengan ajaran tersebut.

"Ya iya lah (kami usut)," kata Direskrimum Polda NTB Kombespol Irwan Anwar seperti dilansir Radar Lombok.

Sejak mendeklarasikan agama baru, warga melalui kepala lingkungan dan ketua RT setempat mencoba menemui SN. Namun, yang bersangkutan menolak ditemui.

Sabar sendiri di mata warga sekitar dikenal sebagai figur tertutup. Dia jarang berinteraksi dengan warga apalagi ikut di berbagai kegiatan sosial di lingkungan setempat.

''Jarang bergaul dengan warga,'' tutur seorang tetangganya. Sabar yang bergelar master teknik ini pernah menempuh pendidikan S3 di Thailand, tapi tidak selesai. (cr-met/gal/c4/ami/jpnn)