LABUHAN BATU - UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Panai Hulu, M. Ritonga membenarkan bahwa dirinya yang menyarankan agar kepala sekolah membeli buku pramuka Indonesia dan buku pendidikan agama Islam. Akan tetapi, kata Ritonga, hal itu sudah dikoordinasikannya dengan pemkab setempat.

"Memang perintah KUPT Labuhanbatu, tapi tidak ada tertulis pernyataan. Hanya (saja) sudah kordinasi dan yang mengantar buku adalah pihak rekanan yng bernama Tohir dari Rantauprapat," ujar Ritonga kepada wartawan, Rabu (15/3/2017).

Terpisah KUPTD Pendidikan Labuhanbatu, Sarimpunan Ritonga, saat dihubunggi wartawan melalui pesan singkat menyatakan tidak mengetahui perihal pengadaan buku itu dan bukan atas perintahnya.

Menurut informasi dari kepala sekolah SD, SMP di Labuhanbatu yang namanya tidak mau disebutkan, mengatakan, buku kegiatan ekstra kulikuler Pramuka Indonesia terbitan CV Buana Karya dan pendidikan agama Islam terbitan CV Widya Puspita, diwajibkan untuk membeli bukunya. Padahal, buku tersebut belum tentu semua anak murid mengikuti ekstra kurikuler (ekskul).

Mereka mengakui, buku ini dibeli berdasarkan jumlah siswa per kelas, dan harganya juga lumayan mahal untuk satu Buku Pramuka Indonesia golongan siaga. Untuk golongan penggalang, buku dibanderol seharga Rp 55 ribu per buku, buku pendidikan Islam dibanderol Rp 27 ribu.

"Memang cara pembayarannya tidak ditetapkan waktunya, dapat dicicil setiap sekolah (ketika) sudah mencairkan dana bos. Tapi itu juga kami masih merasa keberatan alasannya masih banyak lagi yang proritas untuk kepentingan sekolah," ungkap mereka.

Yang lebih kecewanya lagi, buku tersebut datang tanpa diadakan musyawarah dulu dari UPTD kepada seluruh kepala sekolah, karena perintah akhirnya mereka pun terpaksa menerima buku itu.