PENYABUNGAN - Pasaran harga karet dua minggu terakhir di pasar lelang karet tradisional yang ada di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), terjadi trend turun di kisaran Rp 9.500/kg - Rp 10.000/kg.

Harga ini turun sekitar Rp 1.000/kg - Rp 1.500/kg dibandingkan dengan harga dua minggu lalu yang mencapai Rp 11.000/kg.

Mawardi Lubis, salah seorang pengumpul karet di Kotanopan mengatakan, informasi yang diterimanya penyebab turunnya harga karet ini di tingkat pengumpul karena turunnya harga karet di pasar internasional.

Turunnya harga karet ini otomatis membuat petani karet semakin kelimpungan. Pasalnya, di tengah harga kebutuhan pokok yang semakin naik, justru harga karet di pasar tradisional semakin anjlok.

"Melihat naiknya harga karet dua minggu lalu yang mencapai Rp 11.000/kg memang cukup menggembirakan bagi kita. Awalnya kita sudah yakin harga karet ini terus naik, namun kenyataannya tidak," ujarnya Norma Anita, salah seorang petani karet di Kotanopan.

Ditambahkannya, turunnya harga karet ini tentunya berdampak kepada daya beli masyarakat. Lihat saja, kondisi pasar ini masih sepi pembeli, sekarang saja sudah jam 12.00 WIB, pengunjung masih sunyi.

Sedangkan Abdurahman yang juga petani karet mengharapkan agar pemerintah ikut berperan mengontrol harga karet ini agar berpihak kepada petani.

"Di Mandailing Natal, utamanya di Kotanopan hampir 70 persen adalah petani karet. Jadi turunnya harga karet ini sangat berpengaruh kepada ekonomi warga. Semoga pemerintah lebih arif melihat ini agar harga berpihak kepada petani. Peran pemerintah untuk menaikkan harga karet sangat kita harapkan," ungkapnya.

Mugiroh pengepul di Panyabungan menambahkan, dampak turunnya harga karet juga dirasakan oleh mereka sebagai pengepul, sebab pembelian kemarin tidak sama lagi dengan saat ini.

"Tentu modal yang kita keluarkan dari kemarin ada pengaruhnya dengan hari ini. Begitu juga akan terjadi penurunan jumlah kilogram yang dijual petani kepada kita," ungkapnya.