JAKARTA - Pertemuan Presiden Jokowi dengan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud menyisakan banyak cerita. Salah satunya saat Jokowi mengajak Raja Salman untuk belanja.

Cerita itu diutarakan Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) Kemenag, Muchlis Hanafi. Ya, Muchlis ditunjuk sebagai penerjemah dadakan Raja Salman saat berbincang dengan Presiden Jokowi dan pejabat lainnya di Indonesia.

Menurut Muchlis, Raja Salman merupakan sosok yang friendly, humanis, humoris, dan religius. Hal itu tergambar dari sikap dan prilaku Raja Salman.

Sisi humanis Raja Salman tampak saat jamuan minum teh di Hotel Raffles, tempat sang raja menginap. Ketika Presiden Jokowi datang, raja turun menjemput presiden dan mengajaknya ke ruang jamuan.

Saat berada di hotel, presiden bertanya kepada raja, apakah Raja Salman ingin jalan-jalan ke kota untuk belanja.

“Saya ingin sekali, asalkan Anda mendampingi saya. Saya ke atas dulu ya, ganti baju,” ucap Raja Salman, lantas tertawa kecil.

Sisi friendly terlihat ketika Raja Salman berbincang dengan Menteri Agama, Lukman Hakim di dalam mobil menuju Istana Bogor.

Walaupun seorang raja, dia begitu akrab dengan pejabat yang ditemuinya. Bahkan, Raja Salman-lah yang lebih banyak mengajak bicara. Dia tidak menjaga jarak dengan orang yang ditemuinya.

Sementara sisi humoris Raja Salman dilihat ketika dia datang ke gedung DPR. Saat itu, Raja Salman melihat sangat banyak anggota parlemen yang menyambutnya. Ruangan pun sesak dengan manusia.

“Ini banyak sekali orang. Ditambah saya, pasti sudah kuorum,” tutur Muchlis menirukan pernyataan Raja Salman.

Meski empat hari mendampingi Raja Salman, Muchlis mengaku tidak sempat berjabat tangan dengan sang raja. Apalagi ber-selfie.

Hal itu terjadi karena jadwal Raja Salman yang sangat padat sehingga dirinya tidak mungkin mendahulukan kepentingan pribadi.

Selain itu, tugasnya sebenarnya hanya membantu menerjemahkan percakapan Raja Salman dengan pejabat yang ditemuinya selama di Indonesia.(pjs)