JAKARTA - Komedian Aming akhirnya mau berbicara ke media terkait keretakan rumah tangganya. Aming juga menjelaskan alasannya tak berani bertemu dengan istrinya, Evelyn.

Saat dihubungi melalui sambungan telepon di salah satu program televisi, pria berambut panjang ini mengatakan, dia khawatir perasaannya akan kembali berubah jika melihat wajah Evelyn. 

''Saya jujur saja, demi Allah Rasulullah saya takut jatuh cinta kalau ketemu. Karena saya tahu, semakin saya ketemu dia semakin saya nggak bisa lepas dari dia," kata Aming, Selasa (7/2/2017).

Aming menuturkan, keputusannya  melepaskan Evelyn dilakukan karena dia ingin istrinya itu lebih bahagia. Keputusannya menceraikan Evelyn dianggapnya sebagai bukti bahwa ia masih sangat mencintai istrinya.

''Pembuktian tertinggi dari cinta itu sendiri adalah kita rela melepaskan orang yang kita cintai, karena kita tahu dia akan lebih bahagia,'' ungkap Aming.

Gara-gara Evelyn Makin Feminin?

Disinggung mengenai penampilan Evelyn yang banyak mengalami perubahan, Aming menegaskan tak mempermasalahkan hal itu. Ia juga tak terganggu dengan gaya Evelyn yang berubah menjadi semakin feminin.

''Alhamdulillah, apapun wujudnya apapun bentuknya udah nggak ada urusan dengan tampilan. Sudah nggak ada urusan dengan penampakan, yang penting namanya sudah rasa, nggak bisa dilawan,'' kelit Aming.

Selama ini, Aming mengaku tidak pernah mengatur penampilan Evelyn. Baginya tomboy ataupun feminin, Aming mencintai jiwa dan hati Evelyn.

''Bukan mencintai lahiriahnya itulah pencapain cinta tertinggi saya,'' jelas Aming dalam sesi wawancara eksklusif via telepon tersebut.

Pesan Aming Buat Evelyn

Aming mengaku berterima kasih jika selama ini perubahan penampilan Evelyn dilakukan untuk menyenangkan hatinya. Namun yang terprnting, lanjut Aming, Evelyn harus lebih mementingkan kebahagiaan dirinya sendiri terlebih dahulu.

''Kalau dia berubah untuk saya, alhamdulillah. Tapi yang terpenting adalah harus mulai berubah apapun itu untuk diri kamu dulu baru untuk orang lain,'' sarannya.

''Nobody deserve happiness and accept unhappiness. Jadi kamu nggak ada kewajiban untuk bahagiain orang lain, kamu harus pikirin diri kamu sendiri dulu karena yang terpenting itu diri kamu sendiri dulu,'' tutup Aming.***