JAKARTA - Maret 2017 menjadi periode yang sangat sibuk bagi Indonesia. Selain kunjungan Raja Salman, persiapan Asian Games dan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di 2018, ada juga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Indian Ocean Rim Association (IORA) di Jakarta Convention Center, 5-7 Maret 2017.

Untuk melihat persiapan akhir itu, Presiden Jokowi pun menggelar rapat terbatas di Kantor Presiden. Rapat ini membahas sejumlah persiapan akhir jelang KTT IORA.

"Secara bersama kita ingin mewujudkan wilayah lingkar laut Hindia sebagai kawasan yang stabil dan sejahtera. Jadi persiapannya harus sungguh-sungguh. Ada banyak tamu VVIP tingkat kepala negara seperti presiden, wakil presiden, perdana menteri,” ucap Presiden Joko Widodo, Kamis (2/3).

Keinginan Presiden Jokowi memang sangat beralasan. KTT ini akan dihadiri 21 kepala negara/pemerintahan, delapan organisasi dan tujuh negara mitra. Komposisinya pun juga penting, dari 21 anggota IORA, 4 negara di antaranya merupakan anggota negara G20. Sementara 6 dari 7 mitra wicara IORA di dalamnya juga merupakan negara G20. “Anggota dan mitra wicara itu merupakan separuh dari negara anggota G20. Jadi sangat strategis,” timpal Menlu Retno Marsudi.

Lantaran sangat strategis, Indonesia pun sudah menyiapkan enam prioritas untuk dibahas di KTT IORA. Dari mulai keamanan dan keselamatan maritim, fasilitas perdagangan dan investasi, manajemen risiko bencana, manajemen perikanan, akademi dan iptek, serta pariwisata dan pertukaran budaya, semua akan dibahas.

Dan ini merupakan salah satu forum yang sangat penting untuk pertama, menjamin keamanan di lingkaran Samudra Hindia. Dan yang kedua adalah menggerakkan potensi ekonominya," sambung Menlu Retno.

Sebagai gambaran pentingnya kawasan ini adalah jumlah penduduk mencapai 2,7 miliar jiwa. Dan kawasannya dilalui setengah dari kontainer dunia?, sepertiga kargo dunia, dan dua per tiga shipment energi dunia.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya juga tak ingin meewatkan begitu saja KTT ini. Menteri asal Banyuwangi itu bahkan sudah diplot menjadi salah satu panelis dalam acara IORA Businees Forum yang memaparkan kerjasama pariwisata Indonesia dengan negara anggota dan mitra wicara IORA. Dalam paparannya nanti, mantan Dirut Telkom itu akan mengangkat tema “Enhancing Tourism and Connectivity through Improvement in Infrastructure "

Dia akan menjelaskan prospek Indonesia dalam mengembangkan pariwisata dan konektivitas melalui pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan dan merata di seluruh penjuru nusantara, termasuk di 10 destinasi pariwisata prioritas yang dijadikan sebagai ‘Bali Baru’. “Saya akan tawarkan kerjasama investasi di 10 destinasi pariwisata prioritas kepada para investor dari negara anggota IORA,” ucap Menpar Arief Yahya.

Tawaran investasi ini diyakini bakal diminati banyak investor. Daya tariknya banyak. Dari mulai penetapan sektor prioritas pembangunan nasional bersama infrastruktur, pangan, energi dan maritim, sumbangsih 10% PDB nasional yang prosentasenya tertinggi di ASEAN hingga devisa yang menembus USD 1 juta dan menghasilkan PDB USD 1,7 juta atau 170%, semua ada di pariwisata.

"Performance pariwisata terus menanjak dan optimisme itu kian terbentuk,” kata Menteri yang menjadi Wakil Penanggung Jawab Bidang Media dan Hubungan Masyarakat dalam Kepanitiaan Nasional Penyelenggara KTT IORA 2017 itu.

Menpar Arief menjelaskan, Indonesia menargetkan kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019. Untuk mendukung target tersebut, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sejumlah regulasi antara lain; memberikan bebas visa kunjungan singkat (BVKS) kepada 169 negara; mempermudah izin masuk kapal yacht dan kapal pesiar ke perairan Indonesia dengan mencabut Clearance Approval for Indonesia Territory (CAIT).

Indonesia juga tengah membangun 10 destinasi pariwisata prioritas sebagai ‘Bali Baru.’ Dari mulai Danau Toba (Sumatera Utara); Tanjung Kelayang (Bangka Belitung); Tanjung Lesung (Banten); Kepulauan Seribu (DKI Jakarta); Candi Borobudur (Jawa Tengah); Bromo Tengger Semeru (JawaTimur); Mandalika (Lombok, NTB); Labuan Bajo (Flores, NTT); Wakatobi (Sulawesi Tenggara); dan Morotai (Maluku), semua tengah dibangun. Dan di 2017 ini, Kementerian Pariwisata tengah menggeber program konektivitas udara , Go Digital dan homestay. ***