JAKARTA - Usai dari Masjid Istiqlal, Raja Salman bin Abdulazis Al Saud dan Presien Jokowi bergeser ke Istana Merdeka, Kamis (2/3/2017).

Di istana, Raja sudah ditunggu oleh 36 tokoh Islam Indonesia untuk dialog. Namun, sebelum pertemuan, Raja Salman terlebih dahulu bertemu anak dan cucu Presiden Soekarno di Istana Merdeka.

Yakni, Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Menko PMK Puan Maharani. Sehari sebelumnya, Puan sudah bertemu Raja di Istana Bogor.

Dalam pertemuan sekitar 15 menit itu, Raja Salman mengapresiasi penyambutannya di Indonesia.

"Saya merasa sambutan Presiden Joko Widodo, apalagi bisa bertemu anak dan cucu Presiden Soekarno ini merupakan satu bentuk sejarah yang semakin erat dengan Arab Saudi," ujar Raja Salman sebagaiman ditirukan Puan.

Sementara, pertemuan dengan tokoh Islam juga berlangsung singkat, tidak sampai setengah jam.

Dari 36 orang, ada tiga tokoh yang berkesempatan menyampaikan pendapat kepada Raja Salman. Yakni, Ketua MUI KH MA’ruf Amin, Ketua PP Muhammadiyah Prof Yunahar Ilyas, dan Habib Luthfi bin Yahya.

Yunahar yang juga Waketum MUI menceritakan jalannya pertemuan tertutup antara Presiden Jokowi, Raja Salman, serta pimpinan ormas Islam tersebut, kemarin (2/3).

"Pertama Pak Jokowi menyampaikan pengantar singkat," jelasnya.

Untuk memudahkan komunikasi, setiap peserta disiapkan alat penerjemah.

Setelah Jokowi menyampaikan arahannya, giliran Raja Salman mengutarakan sambutan singkat.

Isinya tentang sambutan hangat masyarakat Indonesia serta agenda kerjasama di berbagai bidang.

Baru setelah itu Jokowi mempersilahkan tiga orang perwakilan ormas menyampaikan masukan atau gagasan.

Karena waktunya terbatas, tidak seluruh pimpinan ormas berkesempatan menyampaikan masukan untuk Raja Salman.

"Pertama Kiai Ma'ruf Amin mewakili MUI. Beliau berbicara dengan bahasa Arab," jelasnya.

Kiai Ma'ruf di antaranya menyampaikan harapan supaya Saudi bisa membangun rumah sakit Islam di Indonesia.

Kemudian juga mendirikan kampus khusus bahasa Arab serta lembaga kajian Islam. Khususnya Islam moderat.

Yunahar mendapatkan kesempatan kedua. "Saya mewakili ormas-ormas. Saya juga gunakan bahasa Arab," tuturnya.

Dia menyampaikan masukan supaya ada penguatan dakwah Islamiyah antara Indonesia dengan Saudi.

Seperti dakwah yang menyerukan Islam rahmatan lil alamin dan pembaruan-pembaruannya.

Posisi Saudi sangat strategis karena banyak lembaga dakwah di sana.

Selain itu di Saudi juga ada pusat fatwa. Turunan dari gagasan Yunahar adalah adanya akses pendidikan dan pelatihan pendakwah dari Indonesia ke Arab Saudi maupun sebaliknya.

Masukannya yang kedua adalah penguatan kerjasama ekonomi dan pengingkatan kerjasama ilmu pengetahuan serta teknologi.

"Yang terakhir menyampaikan gagasan atau masukan adalah Habib Luthfi," jelasnya.

Intinya seluruh ormas mendukung peningkatan hubungan diplomatik kedua negara.

Yunahar berharap investasi Saudi ke Indonesia bisa terus meningkat menyusul investasi dari Tiongkok.

Usai pertemuan, Raja beranjak ke halaman dalam kompleks Istana Kepresidenan untuk menanam pohon secara simbolis. (jpnn)