MEDAN - Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN - RI) dalam awal tahun ini sedikitnya telah menembak mati tiga tersangka narkotika jenis sabu. Tidak jauh berbeda dengan BNN, Satuan Narkotika dan Obat - obatan Kepolisian Resor Kota Besar Medan juga menembak mati dua tersangka dan menyita 11 kilogram sabu.  Berdasarkan catatan GoSumut, petugas BNN kali pertama menembak mati tersangka berinisial, BD. Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Tanjung Gusta itu terpaksa dibedil karena melawan petugas saat mencoba melarikan diri ketika diminta menunjukan barang bukti selain 10 kilogram sabu yang didapat petugas darinya pada Jumat (13/1/2017) lalu.

Selanjutnya, BNN kembali menembak mati Ananda Bagus di Jalan Setia Budi Ringroad Medan, pada Minggu (19/2/2017). Dari pengungkapan ini, petugas berhasil menyita 32 kilogram sabu, sebagian sempat dibagi kepada rekannya, Beni Erwin Pasaribu yang juga tertangkap.

Teranyar, BNN kembali menewaskan satu orang tersangka yakni Rizwan warga asal Aceh dalam penyergapan di Jalan Medan - Binjai KM 10,5 pada Rabu (1/3/2017) pagi. Tidak tanggung-tanggung, petugas mengamankan 46,9 kilogram sabu dan pil ekstasi serta pil hapyfive berhasil disita petugas dengan jumlah tersangka 9 orang yang ditangkap dalam keadan hidup.

Sementara, Satuan Reserse Narkotika dan Obat-obatan Kepolisian Resor Kota Besar Medan sendiri menembak mati dua pengedar narkotika jenis sabu di kawasan Medan Johor pada Selasa (7/2/2017). Tersangka yang dipelor petugas itu ialah Fer (27) penduduk Jalan Karya Jaya Gang Glugur Kecamatan Medan Johor dan Far (29) Warga Medan. Dari para tersangka, petugas berhasil menyita 11 kilogram narkotika jenis sabu. 

Dewan Pimpinan Umum Tinggi (Deputi) Penindakan dan Pemberantasan Narkotika BNN - RI, Irjen Arman Depari mengatakan, kasus ini terungkap setelah dilaksanakan pengintaian selama tiga pekan.

”Ya, operasi ini sudah kita laksanakan kurang lebih tiga pekan," kata Arman dalam siaran persnya sekaitan dengan pengungkapan 46,9 kilogram sabu dengan 10 tersangka di mana satu di antaranya harus meregang nyawa karena berupaya melawan petugas saat melarikan diri di Jalan Binjai KM 10,5.

Dalam kesempatan tersebut, Arman menjelaskan, peredaran narkoba yang baru saja berhasil diungkap pihaknya berasal dari China lalu masuk ke Malaysia. "Narkoba itu berasal dari China, transit ke Malaysia lalu masuk ke Indonesia melalui Aceh lewat jalur laut," jelas alumnus Akpol tahun 1985 ini.

Sebagaimana diketahui, dari rentetan pengungkapan itu, di awal tahun ini, tercatat lima pengedar narkotika meregang nyawa diterjang timah panas petugas dalam rentang waktu yang berdekatan. Sedangkan sabu yang berhasil disita sebanyak 99,9 kilogram.