MEDAN - Ratusan suku Tamil antusias berkumpul, Sri Mariamman Kuil, Jalan Tengku Umar Kec. Medan Petisah, Jumat (24/2) ,dalam rangka memperingati Perayaan Siwaratri dengan memuja patung Dewa Siwa.

Siwaratri berarti malam renungan suci atau malam peleburan dosa. Hari Siwaratri jatuh pada Purwanining Tilem ke VII (Kapitu), yaitu sehari sebelum bulan mati sekitar bulan. Pada hari ini kita melakukan puasa dan yoga samadhi dengan maksud untuk memperoleh pengampunan dari Hyang Widhi atas dosa yang diakibatkan oleh awidya (kegelapan).


Bersembayang dimalam ini adalah sebuah ritual sakral yang harus diikuti seluruh umat beragama hindu, dalam menyambut perayaan ini, penyampaian doa dilakukan oleh Pendeta Darma, dengan dilakukanya ini, agar seluruh umat dapat melerburkan seluruh dosa, saat malam ini.

"Siwartri adalah pemujuan untuk dewa siwa, untuk bertujuan untuk meleburkan semua dosa, kepada dewa siwa," ucap pendeta Darma tersebut.

Pada malam Siwarâtri ini, setiap orang mendapat kesempatan untuk melebur perbuatan buruknya (dosanya) dengan jalan melaksanakan brata Siwarâtri. Hal ini disebutkan dalam kitab Padma Purana, bahwa sesungguhnya malam Siwarâtri itu adalah malam peleburan dosa, yaitu peleburan atas dosa-dosa yang dilakukan oleh seseorang di dalam hidupnya. Demikian pula di dalam lontar Lubdaka dinyatakan bahwa sungguh pun orang itu sangat berdosa, bahkan yang paling berdosa sekalipun, masih mendapat kesempatan untuk melebur dosanya jika dia merayakan dan melaksanakan brata Siwarâtri.

Pendeta membawakan ayat-ayat suci dari kitab Weda, terdengar merdu dilantunkannya, saat bersamaan, ratusan umat hindu turut juga mengikuti sang pendeta menyebutkannya secara berulang-ulang.

"om ....nama siwa....om .......nama siwa," ucap ratusan umat hindu.

Menyanyikan ayat suci ini, dilakukan dari malam hingga pagi, yang bertujuan mengusir segala malah petaka dan bahaya, saat di malam pemujaan Dewa Siwa, yang disebut dengan perayaan Siwaratri.