BALI - Sepasang kekasih nekat mengakhiri hidupnya usai diduga melakukan aksi bunuh diri jelang prayaan hari kasih sayang (Valentine) hingga membuat heboh satu kampung.

Kematian pasangan kekasih itu terjadi pada, Senin (13/2/2017) sekitar pukul 20.30 Wita atau sehari sebelum perayaan Valentine, namun baru ramai pagi ini di Dermaga Kedisan, kawasan Danau Batur, Pulau Bali, Selasa (14/2/2017).

Sebuah akun Ajunk Alot's membagikan kabar duka ini di group Facebook Bangkitnya Bangli. Sejak sebelas jam lalu saat foto korban bunuh diri diunggah, kabar tersebut telah ramai mendapatkan komentar.

Saat dikonfirmasi Tribun Bali (Tribunnews Network) via messenger, pihaknya membenarkan kejadian sepasang kekasih bunuh diri tersebut.

Selain itu, pada akun Made Merta, yang pertama kali mengunggah kabar tersebut hingga kini telah ditanggapi 179 komentar. Berita duka ini telah di-share 1.024 kali oleh pengguna Facebook.

Sebagian besar netizen mengirimkan ucapan bela sungkawa "Amor ring Acintya".
Akun Ammy memberikan komentar: Nike saking bayung gede, bunuh diri karna sing baange metunangan soalne ane cwek mare klz 2 SMA ane cwo be kelih.

Informasi sementara yang diterima dari rilis kepolisian, diketahui TKP pastinya terjadi di ujung Dermaga Kedisan (Kawasan Danau Batur, Desa Kedisan, Kintamani, Bangli.

Identitas korban, I Nengah Asih (38), laki-laki asal Banjar Bayung Gede Desa Bayung Gede, Kintamani. Sedangkan wanitanya Ni Ketut Pratiwi (18), asal Banjar Pludu, Desa Bayung Gede, Kintamani.

Dari pemeriksaan para saksi dan didukung dengan surat wasiat yang ditemukan dalam mobil korban I Nengah Asih. Diduga kuat korban keduanya sengaja bunuh diri secara bersama-sama.

Mereka mengikatkan diri antara keduanya selanjutnya menceburkan diri ke dalam danau sehingga meninggal dunia.

Alasan keluarga tidak menyetujui hubungan ini, karena I Nengah Asih masih berstatus keluarga. Dan sudah menikah selama 14 tahun.

Meskipun, dengan istrinya belum memiliki keturunan dan pernikahan tidak harmonis. Pihak keluarga pun menerima kematian korban sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan autopsi jenazah. Karena meyakini kematian korban murni akibat bunuh diri. (*)