GROBOGAN - Tragedi mengiris hati terjadi di Dusun Pojok, Desa Tanjungsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Warga setempat berduka dua kali.

Di wilayah tersebut, bila ada warganya yang meninggal maka untuk memakamkannya harus menyeberangi Sungai Lusi. Karena lokasi pemakaman berada di seberang sungai.

Nah, Rabu (8/2) lalu ada prosesi pemakaman jenazah Jinem, warga Dusun Pojok, Desa Tanjungsari, Kecamatan Kradenan.

Nahas. Salah satu pelayat yang ikut mengantarkan jenazah tenggelam dan terbawa arus Sungai Lusi. Pelayat itu bernama Jumeno (28), warga Desa Kalirejo, Kecamatan Wirosari. Pemuda ini ikut membantu membawa jenazah untuk diseberangkan melalui Sungai Lusi.

Seperti diberitakan Jawa Pos Radar Kudus, kejadian berawal saat korban bersama beberapa warga mengantar jenazah Jinem untuk dimakamkan di seberang Sungai Lusi.

Sejak dulu bila ada warga yang meninggal, jenazahnya diseberangkan dengan getek. Sebagian pengantar berenang menyeberang sungai mengikuti getek pembawa jenazah.

Korban bersama beberapa warga lain berenang sekitar 70 meter menuju lokasi makam yang dituju. Sesampainya di tengah sungai, korban yang berenang mengenakan kaus singlet putih itu tiba-tiba terseret arus.

Melihat kejadian itu, Jupri (50), Masruri (30), dan Marjuki (50), yang juga berenang berusaha menolong korban. Karena arus deras, ketiga saksi tidak bisa berbuat banyak. Korban tenggelam dan terbawa arus ke arah hilir.

Kepala Desa Tanjungsari, Kecamatan Kradenan, Tri Suryatno mengatakan, prosesi pemakaman dilakukan di seberang sungai, karena keluarga ingin jenazah dimakamkan kumpul dengan lainnya. Tradisi tersebut sudah turun temurun dan tidak pernah ada masalah.

”Kejadian ada pengantar jenazah tenggelam baru kali pertama dalam sejarah. Sebelumnya tidak ada,” terangnya.

Warga yang ingin memakamkan jenazah di kuburan seberang sungai tidak bisa lewat jalan raya. Jika melewati jalan harus memutar lewat Kecamatan Wirosari dengan jarak 10 kilometer lebih.

Selain itu, ada jembatan rel kereta api yang sudah tua. Bila dilewati takut roboh. Namun, banyak warga nekat melewati sepeda untuk memotong jalur.

”Untuk pergi ke Kecamatan Kradenan bisa ditempuh kurang dari 1 kilometer. Tetapi jika lewat jalan memutar Kecamatan Wirosari sekitar 10 kiloemter,” ujarnya.

Pembangunan jembatan gantung akan dilakukan agar warga bisa seberangi sungai. ”Tadi pagi (kemarin, red) perwakilan camat Kradenan dan Dinas PUPR sudah datangi lokasi untuk lakukan pengukuran agar segera dibangun,” tandasnya.(jpnn)