JAKARTA - Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) 2017  yang dibuka Minggu (5/2) malam pukul 19.30-22.00 berlangsung meriah. Sekitar 30.0000 warga berdesakan menyaksikan perform dari belasan liong alias naga dari Jogja Dragon Festival.

"Jalanan macet total. Alun-Alun Jogja padat sepadat-padatnya. Estimasi panitia ada 30.000 orang yang datang menyaksikan pembukaan PBTY 2017," terang Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, yang didampingi Kepala Bidang Wisata Budaya Kemenpar, Wawan Gunawan, Minggu (5/2).

Antusiasme warga dan wisatawan memang sudah terlihat sejak pukul 18.00 WIB. Sisi kiri kanan di sepanjang rute yang dilalui peserta festival budaya, sudah disesaki lautan manusia yang datang bersama keluarganya. Semuanya menonton dengan tertib di balik pagar portabel di sepanjang jalan.

Pengunjung yang datang dibuat bergairah dengan atraksi keren naga terpanjang se-Asia. Bahkan sejumlah pejabat yang hadir pun sampai ikutan berdiri memberikan applaus. Dari mulai Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono XI, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur, Wali Kota DIY Haryadi Suyuti, Kapolda DIY Ahmad Dofiri hingga staf ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultural Hari Untoro Drajat, yang mewakili Menpar Arief Yahya, ikut berdecak kagum menyaksikan atraksi yang tergolong tak biasa itu.

Naga sepanjang 159.5 meter yang diangkat ratusan orang itu meliuk-liuk lincah bak naga yang sedang menari. Sorotan kamera televisi hingga jepretan fotografer sejumlah media nasional sampai tak pernah henti mengabadikan momen ini.

"Sepanjang PBTY digelar, ini karnaval yang paling heboh. Antusiasme warga dan wisatawan luar biasa," tambah Esthy.

Iring-iringan karnaval sendiri dipimpin Hoo Hap Hwee di barisan paling depan dengan naga ukuran besar dan panjang. Disusul di belakang naga Singa Mataram dan naga warna hijau bernama naga Isakuiki. JCACC ada di urutan berikutnya dengan menaiki andong. Pengunjung yang datang, kembali dibuat bergairah berkat hentakan naga bernama naga Winongo dan disusul kemudian atraksi yang cukup menarik dari naga mama apasi.

Tidak hanya parade dan karnaval saja yang membuat meriah acara ini. Ragam kuliner juga ikut memanjakan lidah para pengunjung yang datang. Total, ada 134 stand kuliner Nusantara yang ikut berpartisipasi. Selain itu, panitia juga ikut memamerkan rumah budaya Tionghoa zaman dahulu lengkap dengan perabotannya. Bentuk ruangan didesain menyerupai aslinya seperti tempo dulu.

Di panggung utama yang menjadi tempat pembukaan acara, juga dimeriahkan oleh berbagai atraksi. Dari mulai penampilan dan atraksi  kelompok  TK Happy Holy Kids, sanggar Talenta Dc, Siu Ho Pao dan Hwa Xi Hwa XI , krontjong muda ala-Ala, tari Sekar Pudaystuti , tari Gunung Sari, solawatan versi Jawa, tari Golek Ayun-Ayun, tari Mix Culture Melayu Tionghoa, hadroh, Mama Hao dan Ni Wa Wa, Warak Dugder, Trumpetezra-jazz band, nona sepatu kaca, semua ikut menghibur lautan manusia yang menyemut dari Alun-Alun Jogja hingga kawasan Malioboro.

Ketua Umum PBTY Tri Kirana Muslidatun mengatakan, panitia terus memperbaiki kualitas penyelenggaraan PBTY. Termasuk untuk peserta yang ambil bagian dalam karnaval budaya Jogja Dragon Festival. "Antisiasme peserta sangat tinggi. Kami terpaksa membatasi liong yang tampil lantaran jumlah peserta yang ambil bagian sangat banyak. PBTY 2017 benar-benar luar biasa," ungkapnya.

Kedahsyatan PBTY 2017 tadi membuat Kepala Bidang Wisata Budaya Kenenpar, Wawan Gunawan, tak pernah berhenti men-share foto-foto dan video-video keren ke relasi dan dunia maya. Semangat dalang yang pernah pentas di Istana Negara pada Sumpah Pemuda 2016 itu pun makin kencang untuk menjaga kelestarian budaya di Kota Jogja.

"Jogja sudah identik dengan wisata budaya, dan kami bertekad melestarikan semuanya. Untuk ke PBTY akan kami jadikan sebagai calender event tahunan. Target Presiden untuk 2019 adalah 2 juta wisatawan mancanegara dan 5 juta wisatawan nusantara. Jogja sudah siap untuk itu," jelas Wawan.

Pada PBTY 2017 ke XII ini, waktu pelaksanaan berbeda pada tahun-tahun sebelumnya. Jika pada tahun sebelumnya durasi waktu hanya 5 hari, di 2017 panitia penyelengara menambah waktu event menjadi 7 hari. "Kami terus berbenah untuk meningkatkan atraksi dengan menggandeng komunitas dan masyarakat budaya. Tidak lupa juga dengan amenitas dan akses. Selain itu pada event ini kami juga sudah memanfaatkan go digital,"tambah Wawan.

Menpar Arief Yahya menvucapkan selamat dan sukses atas pelaksanaan PBTY 2017 itu di Kota Gudeg. Semakin mrnunjukkan Jogja sebagai kota yang kental budaya dan available buat wisatawan. "Makin banyak events yang memgundang kekaguman publik, makin tersebar dalam kemasan promosi yang bagus, akan semakin bagus," jelas Menpar Arief Yahya. ***