MEDAN - Tudingan penipuan Telkomsel terkait bonus (bundling) tukar tambah ponsel, terkesan menggunakan beragam alasan dibuat-buat. Bahkan upaya tersebut mengarah untuk mengelak dari janji bonus-bonus tersebut.

Kejadian serupa kembali menimpa Anriani untuk kedua kalinya, saat dirinya melakukan pengisian pulsa Rp20 ribu pada 15 Januari lalu. Bonus-bonus (bundling) itu tidak muncul.

“Saya pun menelepon call center 16 Januari pukul 08.54 WIB. Dibuat surat pengaduan oleh call center dan saya diminta menunggu paling lama 4 hari kerja untuk mendapatkan jawabannya,” ungkap Anriani.

Belum lagi 4 hari, kata Anriani, dia sudah dihubungi pihak Telkomsel di hari yang sama, 16 Januari pukul 13.55 WIB dan hanya ditanya-tanya saja. Kemudian, lanjut Anriani, dia kembali dihubungi pihak Telkomsel 16 Januari pukul 20.37 WIB, juga hanya ditanya-tanya dan berjanji akan memproses masalah tersebut kurang lebih 4 hari kerja.

“Apa yang saya tunggu ternyata tak membuahkan hasil. Sesuai janji pihak Telkomsel 4 hari kerja, ternyata tidak ada menghubungi saya. Akhirnya, saya berinisiatif menghubungi kembali 188 (call centre) Telkomsel Senin 23 Januari. Saat itu pihak Telkomsel hanya menyarankan untuk membuat surat pengaduan kedua dan akan diproses 4 hari kerja,” urainya.

Dan esok harinya, kata Anriani, dirinya dihubungi pihak Telkomsel, mengatakan kalau dirinya salah mengaktifasikan paket data. “Jelas saya tidak bisa terima dengan penjelasan tersebut. Karena ketika saya mengisi pulsa dan mengaktifasikan paket data itu, jaraknya cukup lama, ada sekitar 2 jam. Lagian selama ini juga tidak ada masalah,” ungkap Anriani.

Sampai akhirnya pada 26 Januari, ujar Anriani, dirinya dihubungi bagian Back Office Graha Merah Putih Medan. Anriani diminta menghubungi *363*44# dan pihak Telkomsel berjanji akan menghubungi kembali.

“Saya coba untuk menekan *363*44# dan muncul tulisan “Mohon maaf anda tidak dapat melakukan trade-in , karena nomor anda tidak termasuk ke dalam program itu”. Tulisan ini kemudian saya bacakan ketika saya ditelpon kembali. Jawaban dari seberang telpon bilang kalau saya bukan white list, bukan konsumen terpilih untuk mendapatkan bonus-bonus (bundling) tersebut,” kata Anriani.

Penasaran dengan kata-kata white list, Anriani pun meluncur ke Graha Merah Putih, Jumat 27 Januari lalu. Sama, tatap muka langsung dengan orang-orang Telkomsel kali ini pun hanya mendapatkan pertanyaan yang itu-itu juga, seperti ketika ngobrol via telpon. Walaupun pada saat itu sudah dipertemukan dengan Supervisor Pelayanan Graha Merah Putih, Timbul Pangaribuan, namun tetap saja belum ada solusi yang memuaskan.

“Menceritakan kronologis kapan isi pulsa, pernah terima bonus atau tidak, bla-bla-bla, hingga muncul istilah white list. Jadi, saya merasa, sistem yang eror, salah aktifasi data hingga bukan white list, merupakan alasan yang mengada-ada,” ungkap Anriani.

Bahkan, Supervisor Pelayanan Graha Merah Putih, Timbul Pangaribuan, yang semula dengan tegas menyatakan kalau Anriani bukan white list, gamang, saat mengetahui nomor kartu Simpati Anriani pernah mendapatkan bonus dari tukar tambah hape tersebut.

“White list itu pelanggan terpilih. Kenapa bisa mendapatkan SMS promo tukar tambah hape, karena peralihan dari white list. Tapi kalau bukan white list, tentunya tidak akan pernah sama sekali mendapatkan bonus itu,” papar Timbul ketika itu, yang ragu, karena sedari awal terkesan ngotot kalau nomor kartu Simpati Anriani bukan merupakan white list.

Bahkan, saat dikonfirmasi apakah memang pihak Telkomsel mengelak atas bonus-bonus (bundling) para pengguna kartu Telkomsel di pertengahan jalan, dengan harapan pelanggan mengabaikannya, Timbul menepisnya. Namun, Timbul mengakui, untuk kasus seperti ini baru satu pelanggan yang komplain, yakni atas nama Anriani. Padahal berapa banyak pengguna kartu Telkomsel di Medan, Sumatera Utara bahkan Sumatera. Awalnya diiming-imingi dengan berbagai bonus selama setahun, kemudian di tengah perjalanan dilepas atau diputus pemberian bonusnya.

“Saya rasa tidak. Kalau seperti itu yang bapak bilang rasanya kecil bagi Telkomsel,” kata Timbul, sembari berjanji akan mencari tahu penyebab permasalahannya kemudian memprosesnya empat hari kerja dan memberitahu dengan menghubungi Anriani kembali.

“Jadi, biar kita cek lagi dan paling lama hari Rabu (1/2) dikabari pak,” janji Timbul ketika itu.

Namun Anriani yang terlanjur kecewa dan marah atas pelayanan Telkomsel, tak begitu yakin dengan janji yang disampaikan Timbul. “Paling nanti juga hanya ditanya-tanya saja seperti yang sebelum-sebelumnya. Memang tak pernah tuntas dan sepertinya memang Telkomsel tidak bisa memberikan solusi atas kejadian bonus-bonus (bundling) yang hangus itu. Makanya saya bilang ini memang ada unsur penipuannya. Saya benar-benar kecewa dan marah dengan pelayanan pihak Telkomsel,” pungkasnya.