BIMA - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) menyalurkan dana sebesar Rp 200 juta untuk bantuan masjid dan 200 warga korban banjir Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pemberian bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Ketua GNPF MUI Ustaz KH Bachtiar Nasir (UBN) di sela-sela kunjungannya ke beberapa lokasi yang terkena banjir di Bima.

Selain menyerahkan bantuan GNPF, UBN selaku pimpinan AQL Islamic Center memberikan sebanyak seratus rol karpet masjid.

Pemberian bantuan karpet ini disalurkan oleh AQL Peduli, sebuah lembaga kemanusiaan di bawah naungan AQL Islamic Center.

"Kami datang ke Bima karena kasih sayang," kata UBN dalam keterangan resminya di laman resmi GNPF, Senin (30/1).

Usai mengunjungi lokasi banjir di Bima, UBN bersama rombongan dari GNPF menghadiri tablig akbar bertajuk Salat Subuh Berjemaah dan Magrib Mengaji menuju kejayaan umat dan NKRI.

Selain UBN, beberapa pembicara lainnya adalah Wakil Ketua GNPF KH Zaitun Rasmin, Ketua Dewan Syariah Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhsin Al Attas, dan ditutup dengan doa dan zikir oleh KH Arifin Ilham.

UBN mengatakan, persatuan dan persaudaraan umat Islam harus dimanfaatkan dengan baik.

Jemaah langsung meneriakkan kata revolusi. Menurut UBN, revolusi yang penting saat ini adalah akidah.

"Kalau mau revolusi, umat Islam harus kuat dan yang harus direvolusi adalah akidahnya. Setelah itu ilmu, baru ibadahnya. Kalau pendidikan umat kuat, itu yang akan menumbuhkan izzah umat Islam," tegasnya.

Dia mengakui, saat ini memang ada yang menginginkan kerusuhan. Ada yang ingin membenturkan umat Islam dengan aparat.

"Padahal musuh kita bukan aparat. Musuh Islam adalah iblis. Iblis yang ada dalam diri kita. Sifat arogan, sombong, kasar, egois, serakah. Semua sifat-sifat yang buruk itu adalah sifat iblis yang harus kita lawan dalam diri kita," pungkasnya. (jpnn)