JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan, sejak beberapa bulan lalu telah terjadi politik saling sandera di tanah air.

“Agenda politik saling sandera dan saling mengeluarkan kartu mati supaya membungkam lawan politik,'' ujar Pangi kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (28/1), seperti dikutip dari republika.co.di.

''Cara Ini dilakukan agar lawan tak banyak bicara atau kritis,” sambungnya.

Terkait wacana akan dibukanya kembali kasus yang menjerat mantan Ketua KPK Antasari Azhar, Pangi mencurigai Antasari hanya akan dijadikan jembatan salah satu kekuatan politik untuk kepentingan pribadi.

''Yang kita khawatirkan Antasari dijadikan sebagai komoditas politik untuk kepentingan kelompok tertentu dengan deal tertentu,'' ucap Direktur Eksekutif Voxpol Center tersebut.

Sekali lagi, lanjut dia, hukum digunakan untuk melindungi kepentingan kelompok tertentu. Tetapi di sisi lain juga digunakan untuk mengamputasi lawan politik.

Situasi seperti ini, menurut dia, akan membuat kondisi politik kita tidak sehat, penegakan hukum juga tidak sehat. 

“Penegak hukum seharusnya berdiri di atas profesionalisme dan keadilan, bukan untuk kekuasaan maupun kepentingan kekuasaan politik tertentu dengan menjadikan mesin pemberantasan korupsi membungkam dan menghabisi lawan politik dengan status tersangka dan seterusnya,” kata dia.  ***