MEDAN Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan menyesalkan penanganan pencegahan penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kota Medan tidak berjalan efektif. Hal ini dikatakan Ketua IDI Medan, Ramlan Sitompul menyikapi meninggalnya seorang balita di Perumahan Griya Martubung I, Kelurahan Besar, Medan Labuhan, dikarenakan DBD.

Sebagaimana yang diketahui, balita tersebut bernama Nazwa Binti Pulungan meninggal dunia di RS Colombia, Sabtu (21/1/2017) lalu. Sementara itu, saudara kandungnya Alwi Ahmad Zayyan Pulungan (9) juga turut terkena DBD dan masih dirawat di RS Columbia.

"Kalau pencegahan bisa berjalan efektif, tentu tidak akan terjadi hal seperti ini. Itulah yang kita sesalkan," ungkap Ketua IDI Cabang Medan, Dr Ramlan Sitompul SpTHT kepada wartawan, Senin (23/1/2017) di Medan.

Menurut Ramlan, DBD adalah suatu jenis penyakit yang sebetulnya dapat dikendalikan. Asalkan, fungsi Puskesmas dan Dinas Kesehatan, menurutnya bisa berjalan dengan baik dalam hal melakukan upaya pencegahannya.

"Jika terus meningkat, tentu bisa menghabiskan uang negara. Karena pasien yang diobati, umumnya sudah memakai jasa layanan BPJS, Kesehatan," tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, drg Usma Polita mengaku, akan segera melakukan foging dikawasan rumah pasien tersebut. Sebab, sesuai SOP, foging baru dapat dilakukan apabila kasus DBD sudah ditemukan.

"Besok (Selasa) akan kita lakukan foging di sana. Tapi itu tergantung cuaca, jika tidak mendung," sebutnya.

Namun Usma menegaskan, langkah yang paling tepat untuk mencegah wabah penyakit DBD ialah melakukan Pengendalian Sarang Nyamuk (PSN). Karenanya, Usma meminta agar masyarakat dapat melakukannya.

"Selain itu, kalau ada yang sakit segera ke Puskesmas untuk mendapatkan pertolongan. Karena, perilaku sangat berpengaruh atas DBD ini," tandasnya.