BANDA ACEH – Badan Meteorologi Kimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh, Stasiun Blang Bintang mencatat dalam beberapa hari terakhir, sebagian wilayah Aceh dilanda bencana banjir dan longsor.

Kasi Data dan Informasi BMKG Aceh, Stasiun Blang Bintang, Zakaria Ahmad, Jumat (20/1/2017) mengatakan, kondisi cuaca yang kurang bersahabat ini  masih akan berlansung hingga 2 tiga 3 hari ke depan.

"Ini pengaruh dari anomali suhu muka laut hingga lebih 3° di Selat Malaka dan Samudra Hindia bagian barat Aceh. Dari pengaruh tersebut, memicu peningkatan penguapan air laut dan di samping itu juga adanya tekanan rendah berupa eddy (pusaran angin) di selatan Pulau Mentawai, sehingga terjadi pembelokan angin di atas wilayah kita," ujarnya saat ditanyai GoAceh.

Dari fenomena atmosfir Aceh yang demikian, lanjutnya, diprediksikan cuaca buruk masih akan terjadi, terutama Aceh bagian utara-timur, bagian barat-selatan, dan juga Aceh bagian tenggara masih berpotensi hujan sedang hingga lebat. "Sedangkan Sabang, Banda Aceh, sebagian Aceh besar bagian utara dan Pidie, Pidie Jaya bagian pesisir bepotensi terjadi hujan ringan hingga sedang," katanya.

Ia menjelaskan, dengan demikian, BMKG Aceh mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap imbas cuaca yang kurang bersahabat itu yaitu waspada banjir untuk daerah aliran sungai (DAS), daerah cekungan, daerah perkotaan dimana daerah ini daya resap air sudah sangat sedikit. Untuk daerah pegunungan atau perbukitan, perlu diwaspadi terjadinya longsor, serta kepada masyarakat nelayan perlu diperhatikan tinggi gelombang maksimum mencapai 2,5 meter yang terjadi di hampir seluruh pesisir Aceh.

"Bila terpaksa melaut, bawa alat komunikasi dan baju pelampung serta lihat kondisi cuaca. Ketika awan tumbuh seperti bungakol dan mulai menghitam agar bergegas pulang atau menepi. Selain itu, untuk masyarakat di darat jauhi perairan (sawah, sungai, tambak). Jangan beraktifitas di lapangan terbuka, jauhi pohon tunggal, pagar besi atau pagar lain yang bersifat dapat mengalirkan arus listrik, karena potensi petir juga masih ada," jelas Zakaria.

Sementara itu, dari hasil kajian Prakirawan BMKG se-Aceh yang dilaksanakan pada (16/1/2017) kemarin, dengan lokasi yang disepakati di Stasiun Meteorologi Malikussaleh Lhokseumawe, pada pertengahan bulan Pebruari perlu diwaspadai pada timbulnya hot spot, yang antara lain berpotensi terjadi di daerah sebahagian Aceh Timur, sebahagian Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Jaya, Pidie dan Aceh Besar (Lembah Seulawah).

"Untuk potensi banjir, tanah longsor, petir dan gelombang laut tinggi pada bulan Pebruari, juga masih ada. Ini disebabkan karena bulan ini memasuki masa pancaroba atau peralihan musim hujan ke musim kemarau yang sewaktu-waktu bisa terjadi hujan lebat, angin kencang juga petir serta peningkatan gelombang laut," tambahnya.