MEDAN - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BBMKG) Wilayah I mencatat cuaca Provinsi Sumatera Utara saat ini memasuki transisi dari musim hujan ke musim kemarau. Akibatnya, hal ini berpotensi terjadinya angin kencang, longsor, hujan serta banjir kiriman dari daerah pegunungan.

Di Februari mendatang, seluruh kabupaten/kota akan mengalami musim kemarau dengan suhu udara yang belum dapat terdeteksi. 

"Kondisi cuaca di kabupaten/kota se Sumut saat ini sedang mengalami transisi musim hujan ke musim kemarau. Musim kemarau di Sumut pada awal Februari," kata Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah I, Syahnan kepada wartawan di Medan, Selasa (10/1/2017).

Transisi musim ini, kata Syahnan, sangat terasa di Kota Medan seperti merasakan kepanasan. Namun, bukan tidak mungkin di transisi musim ini berpotensi hujan ringan hingga sedang dengan durasi tidak bisa ditentukan. "Walaupun transisi musim, potensi hujan ringan hingga sedang diwaktu siang dan sore hari masih terjadi," ujar Syahnan. 

Untuk kecepatan angin di wilayah Sumut, pihaknya mencatat berpotensi terjadi 18 - 20 knot/jam. Untuk angin kencang sudah tentu masih ada potensi, tapi lokasinya tidak bisa terdeteksi.

"Potensi bisa saja terjadi, tapi kita tidak bisa memastikan lokasi yang terjadi, karena durasi angin kencang terjadi hanya 3 menit dan radar kita sulit memantaunya," ungkap mantan Kepala Stasiun Geofisika Denpasar ini.

Untuk daerah yang mengalami angin kencang antara lain Pakpak Bharat, Samosir, Tarutung. Untuk di lima daerah masih tetap diwaspadai bencana longsor yaitu kawasan Tanah Karo, Sibolangit, Parapat, Tarutung dan Sibolga. Daerah daerah tersebut, kata Syahnan, masih menghadapi hujan ringan hingga sedang dengan durasi yang lama. "Kita imbau kepada masyarakat selalu mewaspadainya," tuturnya