LHOKSEUMAWE - Jarum jam baru menunjukkan pukul 06.00 pagi. Suasana sejuk masih membekap kuat. Matahari secara perlahan mulai merangkak di ufuk timur, memancarkan warna keemasan dan terlihat indah di atas langit.

Seorang perempuan yang usianya sudah mencapai 45 tahun, tampak sedang bersiap-siap untuk bekerja. Ia adalah seorang pencuci pakaian dari rumah ke rumah. Pekerjaan tersebut sudah Ia lakoni sejak delapan tahun yang lalu.

Namanya Halimah dan Ia tinggal di salah satu gampong dalam wilayah Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Sebelum ayam berkokok Ia sudah harus beranjak dari tidurnya untuk mempersiapkan sarapan pagi sebelum dua anaknya bersekolah dan juga menyiapkan dirinya yang akan bekerja sebagai pencuci pakaian.

Dalam perjalanan menuju ke tempat kerjanya, ibu ini bercerita, dalam Pilkada 2017 Ia beraharap akan adanya keajaiban, yaitu dengan hadirnya pemimpin yang peduli kepada rakyat kecil.

“Bagi saya siapa pun yang menang tidaklah masalah. Tapi saya hanya ingin punya pemimpin yang sayang kepada rakyat dan peduli kepada kami rakyat kecil ini. Kami ini kan hanya orang-orang pinggiran,” ujar Halimah.

Menjadi orang kecil dengan penghasilan yang terbatas tentu tidak lah mudah dan harus berjuang semaksimal mungkin. Bahkan Ia sering tidak sanggup untuk membeli beras, karena sebagian penghasilannya digunakan untuk keperluan sekolah anaknya.

“Coba bayangkan saja, sekarang ini semua harga naik. Mulai dari harga ikan sampai dengan bumbu dapur, serta sayuran. Kadang saya terpaksa makan mi instan karena tidak sanggup membeli beras, karena uang sudah saya gunakan untuk keperluan sekolah anak,” tutur Halimah.

Semoga saja dalam pemilihan kepala daerah pada bulan Februari mendatang, Kota Lhokseumawe bisa memiliki pemimpin yang sayang kepada rakyatnya dan mampu mengurangi angka kemiskinan.