LHOKSUKON – Saat bencana melanda suatu daerah, salah satu komponen yang langsung terlihat berada di lokasi adalah Taruna Siaga Bencana (Tagana). Seperti halnya ketika puting beliung menerjang sejumlah gampong di Kabupaten Aceh Utara pada Jumat (6/1/2017) sore kemarin.

Luasnya wilayah Aceh Utara yang mencapai 27 kecamatan dan membawahi 852 gampong, tentu memiliki potensi bencana yang lebih tinggi dibanding wilayah lain yang hanya memiliki wilayah beberepa kecamatan. Sebut saja Lhokseumawe, hanya terdiri dari 4 kecamatan dan 68 gampong.

Baca

Tim Tagana Polres Lhokseumawe Bangun Barak Korban Gempa Pijay

Namun luasnya wilayah ternyata tidak membuat Tagana Aceh Utara bisa bekerja optimal. Ternyata mereka hanya beranggotakan 36 personel. Jumlah tersebut sudah termasuk ketua. “Dulu hanya sekitar 3 atau 4 kecamatan yang menjadi kawasan rawan bencana di Aceh Utara. Namun sekarang meluas hingga ke beberapa kecamatan lain dengan bencana yang beragam,” kata Ketua Tagana Aceh Utara, Amiruddin kepada GoAceh, Sabtu (7/1/2017) di Lhokseumawe.

Baca

Aceh Gempa, Mensos Dijadwalkan Jumat ke Pidie, Tim Tagana Harus Gerak Cepat

Menurutnya, saat ini bencana yang dihadapi Aceh Utara bukan hanya banjir dan angin kencang. “Seperti kemarin ada angin puting beliung yang merusak sejumlah rumah warga. Petir yang menelan korban jiwa serta sejumlah peristiwa lain yang menuntut kami siaga,” katanya.

Selain itu, untuk operasional kegiatan, Tagana Aceh Utara juga hanya memiliki satu unit kendaraan roda empat. Mobil jenis kabin ganda (double cabin) bantuan Departemen Sosial RO tahun 2008 silam. “Untuk kendaraan kami memang sangat kawalahan, karena satu-satunya kendaraan yang kami miliki adalah mobil bantuan pusat delapan tahun lalu. Kondisinya sudah uzur dan butuh peremajaan,” katanya.