JEDDAH - Setelah 19 tahun tak diketahui kabar beritanya, TKI asal Indramayu, Juariah Mastara akhirnya ditemukan. Sebelumnya ia dilaporkan hilang jejak di Arab Saudi. Juariah ditemukan oleh Tim Perlindungan WNI KJRI Jeddah, di Distrik Al-Qaim di daerah Taif, Arab Saudi, yang berjarak sekitar 200 km dari kota tersebut.

Tim Perlindungan WNI melacak keberadaan Juariah melalui komunikasi intensif dengan berbagai instansi setempat. Titik terang pencarian ditemukan usai menerima laporan pihak Kepolisian Saudi.

"Juariah dijemput pihak Kepolisian Taif di sebuah acara undangan pernikahan dan langsung dibawa ke kantor polisi. Kami langsung meluncur ke sana (kantor polisi),” tutur Staf Teknis Ketenagakerjaan KJRI Jeddah, Hertanto seperti dikutip dari kemlu.go.id, Kamis, (5/1/2016).

Setelah ditemukan, Juariah ditempatkan di rumah persinggahan sementara KJRI Jeddah. Di tempat tersebut, ia mengungkapkan alasan kenapa sama sekali tidak pernah memberi kabar ke keluarganya di Tanah Air.

Juariah mengatakan, sebenarnya dirinya baik-baik saja. Bahkan merasa betah tinggal bersama keluarga majikan.

Karena perlakuan baik majikannya, membuatnya lupa untuk memberi kabar kepada keluargnya sendiri yang cemas menanti kabar di Indonesia.

"Gaji lancar tiap bulan 600 (riyal). Saya simpan di kamar. Pekerjaan tidak berat. Saya cuma bersih-bersih rumah dan nyuci baju. Keluarga majikan ada tujuh di rumah. Saya kerja tidak seperti pembantu. Kalau ada makan-makan besar (pesta), kerja semua. Kalau saya capek, saya tidur dan enggak dibangunin," ucap Juariah.

Ia bahkan menyatakan, ikhlas tak menerima gaji. Juariah mengaku sangat beruntung karena WNI yang punya pekerjaan serupa, sepengetahuannya banyak tidak mendapat hak sesuai.

Untuk memastikan kepada keluarga di kampung halaman bahwa sampai saat ini dirinya sehat sentosa, bersama dengan Konjen RI di M. Hery Saripudin, Juariah berkomunikasi langsung lewat video call dengan orang tuanya.

Meski Juariah mengaku senang hidup di Saudi, Konjen Hery membujuk perempuan tersebut untuk kembali ke Indonesia mengingat keluarganya merindukan Juariah.

"Kasian bapak-ibu kamu di rumah, saudara-saudarmu. Mereka sudah lama mencari-cari kabar tentang keberadaan kamu, menanyakan ke sana kemari tentang kesehatan dan keselamatan kamu. Semua orang dibuat gelisah. Pulang saja ya," bujuk Konjen kepada Juariah yang dijawabnya dengan anggukan.

Menurut catatan, masa berlaku paspor Juariah berakhir pada tanggal 19 Desember 1999. Dan sejak kedatangannya ke Arab Saudi pada 1997, ia tidak pernah melakukan penggantian paspor. Demikian pula kartu izin tinggalnya (iqamah) selama bekerja dengan keluarga majikan.

Selain itu, ditemukan pula pemalsuan data dirinya. Di paspornya, Juariah kelahiran tanggal 25 Mei 1967, sementara di KTP tertera ia kelahiran tanggal 25 bulan Mei 1977.

Juariah dinyatakan hilang kontak sekitar 19 tahun silam sejak dirinya berangkat ke Arab Saudi pada 1997 untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga. Ia hanya sekali berkirim surat kepada pihak keluarga. Setelah itu, keberadaan Juariah tidak diketahui entah di mana.(lpc)