MEDAN - Penggalian drainase yang dilakukan secara menyeluruh di hampir setiap sudut di Kota Medan meninggalkan masalah baru, seperti tumpukan, lumpur serta luapan air dari selokan yang di gali. Seperti  terlihat di Jalan Mayang persimpangan Jalan Sekip. Tanah dari pengerjaan drainase sudah mengunung tinggi di sepanjang jalan ini, dan lubang-lubang dibiarjan menganggak lebar seperti kolam. Tak urung hal itu sangat meresahkan warga. Ginting (45) seorang warga Jalan Mayang kepada Gosumut Selasa (27/12/2016) mengeluh dengan penggalian yang lambat dikerjakan, sehingga menyulitkan dirinya untuk beraktifitas sehari.

"Payah kali mau keluar dari rumah, lihat aja ni jalannya sudah seperti kandang hewan ternak, masak proyek begini saja lama dikerjakan. Gimana lagi proyek besar," ucap Ginting saat melihat pengerjaan.

Lubang-lubang yang biarkan begitu saja oleh para pekerja, serta tanah yang bertumpukan di sepanjang Jalan Mayang ini tidak diangkat. Belum lagi masalah putusnya air akibat galian, karena pipa yang ikut tergali oleh alat berat (beko). Menyulikan warga untuk mengunakan air bersih.

Hal senada juga dilontarkan Rozi.  Pemilik  salah satu warung kopi yang berada di sekitar lokasi tersebut   mengatakan kalau air bersih di  tempatnya sempat putus beberapa hari, sehingga membuat dirinya harus rela membeli air isi ulang dari depot-depot air terdekat.

"Gara-gara pengalian ini,  jadi susah aku mau ambil air bersih, sempat hampir seminggu putus, jadinya beli air aku sama orang galon air itu, kan susah, bahkan mandi pun sulit karena gak ada air," ucapnya Rozi saat berjualan.

Terhitung sudah lebih dari tiga bulan pengerjaan, sampai saat ini belum juga selesai.
"Jangan lah sampai tahun baru kami memiliki jalan yang begitu sulit, belum lagi masalah air bersih,"ucapnya kesal.