MEDAN - Kepala Badan Pelaksana Otorita Danau Toba, Arie Prasetyo, mengatakan terdapat tiga tugas utama yang akan dilakukan pihaknya untuk mengembangkan destinasi pariwisata Danau Toba. Tugas utama ini, kata Arie, merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba.

Satu di antara tugas utama tersebut adalah menyusun master plan pengembangan pariwisata Danau Toba. Untuk menyukseskan penyusunan ini, kata Arie, pihaknya akan menggunakan dana hibah dari World Bank.

Arie menargetkan master plan ini rampung pada 2017 mendatang.

"Selama ini kita masing-masing punya master plan dari tiap pemda, tapi kita tidak punya perencanaan yang menyeluruh atau grand design," ujar Arie saat ditemui ketika menyambangi Kantor Gubernur Sumut Jalan Pangeran Diponegoro, Kamis (15/12/2016) petang.

Setelah nantinya master plan pengembangan pariwisata Danau Toba telah disusun, Arie mengatakan pihaknya bertugas untuk mempercepat koordinasi pelaksaan master plan tersebut. Kata Arie, ini merupakan tugas pokok kedua pihaknya.

"Yang kedua percepatan koordinasi master plan, jadi anggarannya bukan di Badan Otorita Danau Toba, tapi dibantu untuk mensinergikan, kalau secara vertikal di Kementerian Perhubungan dan Kementerian PU-PERA. Nanti bersinergi juga di SKPD di setiap pemda sekawasan Danau Toba dalam membangun infrastruktur," ujarnya.

Yang ketiga, kata Arie, tugas utama pihaknya adalah mengelola kawasan pariwisata terintegrasi di lahan seluas 500 hektar. Lahan ini berada di Desa Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir.

"Yang ketiga nanti kami membangun satu kawasan terintegrasi yang di Desa Sibisa itu seluas 500 hektar. Itu nanti akan menjadi seperti Nusa Dua di Bali," ujarnya.

Seperti diketahui, Struktur Badan Pelaksana Otorita Danau Toba telah dilantik Menteri Pariwisata RI pada akhir November 2016 lalu di Jakarta. Kepengurusan Badan Pelasana ini akan mengemban tugas selama lima tahun masa kerja dan dapat diperpanjang.