KETIKA  Anda melihat pengemis dengan pakaian compang-camping, langkah terseok-seok,  wajah mengiba yang seolah-olah sudah satu bulan tidak makan, ternyata nasibnya  tidak semiris  seperti  yang kita pikirkan. Bisa jadi itu adalah salah satu trik dari si pengemis itu untuk meraih hati dan simpati orang-orang.

Seperti keterangan yang diambil dari sumber Tribunnews.com awal tahun 2016 lalu Indonesia dihebohkan dengan terjaringnya pengemis berusia muda yang mengantongi uang mencapai Rp 300.000. Saat digeledah, ternyata ia memiliki rekening di sebuah koperasi dengan nilai saldo sekitar Rp 19 juta.

Selain pemuda tersebut, masih ada sederet pengemis lain yang ternyata jauh lebih kaya daripada buruh yang memiliki gaji sesuai UMK. Siapa saja mereka? Ini lah mereka.

 Adalah Cahyono (26). Lelaki yang tergolong masih muda ini mengaku terpaksa mengemis untuk membantu ibunya. Ia mengaku memiliki cacat di tubuh sehingga sering kali ditolak saat melamar pekerjaan. Warga Sumanding, Kota Banjar ini membuat Sat pol PP yang menjaringnya geleng-geleng kepala.

Bagaimana tidak, di kantong plastik kumalnya tersimpan uang sekitar Rp 300.000 dan memiliki tabungan mencapai Rp 19 juta di sebuah koperasi. Ia mengaku bila uang tersebut merupakan hasil mengemis selama dua bulan. Terkadang, dalam sehari mampu memperoleh Rp 700.000. Luar biasa. Karyawan setingkat manager saja belum tentu bisa mengumpulkan uang sebesar itu dalam waktu 2 bulan.

 Lain lagi dengan Siswari Sri Wahyuningsih (51). pengemis dan pengamen yang terjaring di Kota Semarang ini jauh lebih mencengangkan. Wanita ini kedapatan memiliki uang deposito sebesar Rp 140 juta dan uang tabungan di bank senilai Rp 16 juta.

 Saat dijaring, ia pun membawa uang tunai mencapai Rp 400.000, serta tiga surat BPKB kendaraan roda dua. Bahkan, sertifikat tanah seluas 105 meter persegi pun turut dibawa. Ia memiliki tiga anak dan kesemuanya dapat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

 Menurut pengakuan Siswari, uang sebanyak itu berasal dari penjualan tanah. Berikut juga dengan Walang bin Kilon dan Sa'aran bin Satiman. Pemberitaan mengenai Walang dan Sa'aran sempat heboh beberapa tahun lalu.

 Saat terjaring di perempatan Pancoran oleh petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, mereka kedapatan membawa uang Rp 25 juta. Menurut Walang, uang itu merupakan hasilnya berjualan sapi, bukannya dari mengemis.

Walang mengatakan, dirinya berjualan sapi di kampung. Bila musim sedang bagus, ia juga menyewa tanah untuk menanam padi. Pengemis asal Subang, Jawa Barat itu membawa uangnya ke Jakarta karena takut dicuri anaknya. Sedangkan uang hasil mengemis hanya sekitar Rp 100.000 sampai Rp 150.000 per hari.

Kakek badut Winnie the Pooh

Kakek Suaedi yang berusia 75 tahun mengenakan kostum badut Winnie the Pooh untuk menarik simpati orang-orang yang tak tahu identitas aslinya.Ia juga mengaku hidup sebatang kara dan menderita stroke.

Dengan berpura-pura seperti itu, ia dapat meraup Rp 500.000 per hari.Lelaki yang mengaku beristri tujuh ini menggunakan uang hasil meminta-minta untuk membeli rumah, membeli motor Yamaha Vixion dan motor matik.

Ia terjaring petugas saat beraksi di depan sebuah mall di daerah Sidoarjo pada Juni tahun 2015 lalu. Petugas Sat Pol PP di Banda Aceh menemukan sesuatu yang unik milik pengemis yang mereka jaring. Mereka memiliki emas, paspor dan juga ringgit Malaysia. Salah satu pengemis mengaku, emas yang ia dapat dari mengemis itu akan digunakan untuk mahar menikah. Sedangkan yang memiliki uang ringgit mengaku akan pergi ke Malaysia, tetapi tak memiliki uang sehingga mengemis terlebih dahulu.