JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengecam tindakan kekerasan yang menyasar para siswa di beberapa daerah. Terakhir, adalah penikaman terhadap tujuh siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Sabu Barat, Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, Selasa (13/12/2016).


"Saya sangat menyayangkan dan ini beruntun. Di Yogyakarta, Lamongan, Bandung," kata Muhadjir di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/12/2016).

Menurut Muhadjir, pendidikan di kabupaten/kota sebetulnya merupakan bagian dari otonomi daerah yang jadi kewenangan pemerintah setempat.

Meski begitu, untuk mencegah hal serupa terulang, Inspektorat Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan sudah diturunkan untuk memberikan arahan kepada jajaran di daerah.

"Kami turunkan Inspektorat Jenderal Dikbud. Untuk mengatasi paling enggak menyelesaikan dan jangan sampai terulang kasus serupa," tuturnya.

Muhadjir menambahkan, meski kasus kekerasan terhadap siswa belakangan terbilang sering, namun sebetulnya secara persentase tidak besar.

Hanya saja, dia mengakui, hal tersebut perlu perhatian khusus karena menyangkut nyawa manusia.

"Saya harap tidak terjadi lagi, tapi kan sulit dihindari karena kita ada 152 ribu sekolah dengan 49 juta murid. Itu pekerjaan yang tidak kecil," ucap Muhadjir.

"Jadi kalau ada kasus seperti itu secara persentasi tidak seberapa. Tapi kan ini menyangkut manusia," sambungnya.

Peristiwa penikaman di Sabu Raijua terjadi pada Selasa sekitar pukul 08.47 WITA. Polisi menduga pelaku mengidap gangguan jiwa. Korban yang mengalami luka di leher masih menjalani perawatan.