PADANG LAWAS - Wakil Bupati Padang Lawas (Palas) Zarnawi Pasaribu memstikan kondisi masyarakat harmoni, meskipun kondisi kehidupan umat beragama yang ada di kabupaten tersebut memiliki keragaman agama, suku dan budaya. “Tidak ada cara lain untuk menghadapi kemajemukan itu, kecuali kita membangun kebersamaan, saling hormat-menghormati, dan saling menghargai perbedaan masing-masing. Dan kemajemukan masyarakat harus disikapi dengan penuh rasa syukur dan sebagai anugerah dari tuhan yang maha kuasa,” terang dia saat memberikan sambutan pada acara perayaan natal oikumene Palas di gereja HKBP desa Hutaraja Lama Sabtu (10/12/2016).

Menurutnya, yang harus dilakukan saat ini adalah membangun paham keagamaan dengan penuh tolerasni, saling menghargai, dan saling menghormati dalam persepsi yang tepat.

“Sehingga kita dapat membangun sebuah peradaban yang unggul, mulia dan dihormati oleh pihak lain. Perbedaan pendapat bukanlah untuk dijadikan sebagai jurang pemisah, tetapi perbedaaan pendapat harus bisa dijadikan insprirasi didalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.

Untuk itu, ia berharap kepada seluruh umat beragama khususnya umat kristiani yang merayakan natal oikumene agar selalu menciptakan suatu kehidupan yang aman, tentram dan rukun ditengah-tengah masyarakat.

“Caranya, kita harus mengenali lebih mendalam terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama yang kita yakini. Nilai-nilai tresebut hendaknya dapat diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan kita, juga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,”terangnya.

Pimpinan Hal senada dilontarkan Jemaat gereja HKBP Hutaraja Lama Pariang Lubis . Menurutnya, tantangan yang akan dihadapi masa mendatang dalam era globalisasi  adalah menuntut tekad, kerja keras dan pengerahan segenap potensi masyarakat tanpa mebeda-bedakan suku, agama maupun golongan, serta mengharuskan adanya kesamaan pandang tentang masa depan bangsa.

“Disinilah nantinya dibutuhkan kearifan berpikir dan kebijakan dalam bertindak, sehingga tidak bertentangan dengan hikmah natal itu sendiri yang menajdi perwujudan kasih antar sesama yang menjadi pondasi bagi terciptanya rasa pesartaun dan kesatuan,” sebutnya.

"Dengan itu kata Pariang, esensi natal adalah bagaimana mewujudkan kasih terhdap sesama melalui aktualisasi kesederhanaan dalam semua aspek kehidupan guna tetap tegaknya NKRI yang kita cintai ini," tutupnya.