Setiap orang tentunya tahu betapa besar rasa cinta seorang ibu terhadap anaknya. Cinta yang tak memiliki batas dan waktu. Begitu juga yang dilakukan Nurjani M Daud Ishak, (31).  Warga Gampong Meunasah Tampoe, Tringgadeng, Pidie Jaya, ini rela menderita dan menahan sakitnya tertimpa balok rumahnya, demi menyelamatkan anak si buah hatinya.

Kisah itu dialami Nurjani ketika gempa meluluhlantakkan kawasan Pidie Jaya, pada subuh, Rabu (7/12/2016) lalu. Korban yang ditemui GoAceh dalam perawatan medis di salah satu ruangan Rumah Sakit Umum Daerah dr Fauziah, Bireuen, Jumat (9/12/2016) mengisahkan, kala bumi bergetar karena gempa, nyawanya nyaris terenggut saat berusaha menyelamatkan anaknya.

Waktu itu, jam baru menunjukkan pukul 04.40 WIB. Nurjani menuntun anak bungsunya, yang berusia tiga tahun menuju kamar mandi. Si anak hendak membuang air kecil. “Tiba-tiba bumi bergerak dan terayun-ayun sangat kencang. Lalu hati kecil saya memberi isyarat  dan mengatakan,  ini pasti gempa,” katanya.

Spontan, Nurjani langsung tergopoh-gopoh menarik lengan anaknya itu yang sedang berjalan di depannya.“Saya langsung memeluk dan mendekap tubuh kecilnya, sambil bertelengkup di lantai untuk melindungi tubuhnya,” kenang Nurjani sedih.

Dalam hitungan detik, atap rumah tempat tinggalnya itupun runtuh secara beruntun dan Nurjani pun merasakan beban berat dengan rasa sakit tak terhingga. Ketika itu tubuhnya mulai tertimpa balok-balok kayu kosen atap rumahnya. Ia tak berdaya. Tak ada kata yang erucap dari mulutnya, kecuali tasbih dan tahmid.

Ia menahan rasa sakit yang tiada terkira. Dalam hati, ia juga bermunajat agar Allah mengirim seseorang untuk menolong dirinya dan anak dalam pelukannya.

Setelah 5 jam kemudian, atau sekira pukul 10.00 WIB, barulah Ia bersama anaknya yang terperangkap dalam reruntuhan berhasil dievakuasi. Pertolongan dilakukan dengan peralatan manual. Padahal bangunan rumahnya roboh dan rata dengan tanah.

Usai dievakusi, Nurjani dan anaknya dilarikan ke RSUD dr Fauziah, Bireuen. “Alhamdulillah anak saya selamat tanpa luka sedikitpun. Dan pengorbanan ini menjadi sebuah cacatan dalam hidup saya,” katanya lirih.

Menurutnya, tak ada yang lebih baik, kecuali tawakal dan menyerahkan diri kepada sang pencipta, Allah yang maha kuasa. “Semoga gempa ini segera berakhir,” katanya.

Guncangan demi guncangan, masih terus melanda tanah Serambi Mekkah ini. Gempa susulan terakhir terjadi usai salat Jumat tadi. Dampaknya satu dari empat toko di kawasan Jalan Rel Kereta Api, Kota Samalanga, Kabupaten Bireuen  ambruk.

Baca juga

Breaking News
Gempa Susulan Usai Jumatan, Toko di Samalanga Ambruk