MEDAN - Demam Tifoid atau lebih dikenal dengan tifus, merupakan penyakit yang terjadi karena infeksi bakteri Salmonella Typhi. Biasanya, bakteri ini menyebar melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi.

Makanya, untuk mengatasi penyakit ini, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara terus mengalakkan upaya promotif agar kasus ini dapat diminimalisir. "Demam tifoid ini, dapat dicegah dengan perilaku hidup bersih dan sehat," ujar Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinkes Sumut, dr NG Hikmet, Senin (21/11/2016).

Caranya, lanjut dokter umum itu, masyarakat diminta untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, mencuci tangan sesudah buang air besar. "Intinya, PHBS itu. Mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir," jelasnya.

Untuk penularannya, Hikmet menyebutkan, bakteri itu masuk ke dalam mulut dan akhirnya menggangu pencernaan. "Jadi kalau tangan kotor, lalu makan, itulah yang bisa menyebabkan (demam) tifoid. Atau bisa juga dari lalat yang hinggap ke makanan, lalu kita makan," jelasnya kembali.

Untuk gejala, ungkap Hikmet lagi, biasanya mulai muncul pada 1-3 minggu setelah tubuh terinfeksi yakni ditandai demam tinggi, diare. "Tanda-tandanya, tengah lidah putih putih, dan pinggirannya, merah," ungkapnya.

Untuk tingkat kefatalan, usus pasien bisa mengalami kebocoran atau terjadinya pendarahan internal atau pecahnya sistem pencernaan.

Untuk itu, dirinya meminta agar masyarakat dapat menjalankan PHBS dalam kehidupannya sehari hari. "Itulah pentingnya PHBS seperti mencuci tangan pakai sabun, dan tidak makan sembarang tempat," tandasnya.