JAKARTA - Komaryatin, wanita paruh baya asal Jawa Tengah yang sudah menetap bertahun-tahun di Kabupaten Siak, Riau, dan menjadi kepala Sekola Menengah Umum (SMU) di Dayun Siak.

Komaryatin juga merupakan guru yang sebentar lagi akan memasuki masa pensiun. Artinya ia sudah kenyang dengan asam garam kehidupan baik sebagai seorang tenaga pendidik maupun sebagai ibu rumah tangga biasa.

Baca Juga: Jelang Hari Guru Nasional, Kepala Sekolah SMAN 1 Dayun Berharap Tak Ada Lagi Kekerasan di Sekolah

Ada kegalauan dihatinya yang ia tumpahkan dalam sebuah buku. Sudah beberapa buku berhasil ia tulis dan ternyata mendapat respons yang luar biasa bagi masyarakat. Bahkan buku-bukunya juga diapresiasi Bupati Siak Syamsuar.

Tahun ini buku ke empat yang bertajuk "Masih Ada Pintu Lain", merupakan buku yang berisi berbagai unek-unek kegalauannya. Buku setebal 130 halaman ini telah resmi diterbitkan "Penerbit Marja" Bandung Jawa Barat, pada 1 September 2016.

Lalu apa isi buku ini? Buku karya Komaryatin ini secara keseluruhan berisi tentang wejangan-wejangan yang baik, atau jika orang Minang Kabau menyebut "Pitawat". Komaryatin yang sudah berusia 60 tahun ini, seakan mengajak pembaca untuk melihat sisi lain tentang pelajaran hidup. Dimana ia menyoroti soal sang pemenang, mengajak pembaca menjadi manusia yang berkualitas dan pantang berputus asa.

Selain itu Komaryatin juga menyoroti soal perselingkuhan yang selalu membawa petaka dalam sub judul bukunya "Yang Tua yang Berkhianat" tulisan ini menggelitik, karena dibumbui dengan pengalaman pribadinya saat perjalanan dari Siak ke Pekanbaru.

Namun dia juga melanjutkan, kekelaman dan petaka yang terjadi pastilah akan berakhir, jika manusianya itu menyadari kekhilafannya dan mengakhiri kesalahan-kesalahannya. Maka iapun menulis kutipan sang pejuang wanita RA Kartini, "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Bukan saja soal wejangan serius, Komaryatin juga membawa pembaca kepada tulisan-tulisan yang sedikit kekinian. Dimana dalam buku tersebut ia menceritakan kisah hidupnya dengan label kekinian, seperti mengutip judul lagu band asal Pekanbaru Geisha yakni "Lumpuhkanlah Ingatanku". Dari syair atau judul lagu tersebut jelas, Komaryatin ingin mengajak pembaca melupakan kenangan-kenangan hidup yang pahit, dan mengajaknya untuk bangkit. Atau kalau menurut ABG zaman sekarang Move ON.

Disisi lain dia juga merangkai tulisannya untuk memberikan motivasi bagi orang-orang se profesinya. Terlebih khusus bagi para guru honorer yang terkadang harus menelan pil pahit dengan menerima kenyataan phk. Namun bagi Komaryatin, PHK bukan Akhir Segalanya".

Masih soal guru, Komaryatin juga sedikit menyentil prilaku para pengajar khususnya kaum ibu yang sudah mendapatkan fasilitas gaji, tunjangan profesi dan lainnya yang cenderung meninggalkan kebiasaan lama yaitu masa bodoh dengan perawatan badan.

Guru perempuan saat ini sudah lupa setiap tanggal 15 yang wajahnya selalu berkerut ketika gaji habis, listrik belum bayar, air pam, anak sekolah, biaya dapur dan lain-lain. Tapi saat ini cenderung lebih mementingkan Inner Beauty, mempercantik diri, karena sudah adanya tunjangan-tunjangan tersebut.

Diakuinya memang dibanding tahun 80an guru sekarang lebih sejahtera dan iapun menuliskan unek-uneknya dengan judul "Guruku yang Sexy". Dan masih banyak lagi isi petuah serta wejangan Komaryatin dalam buku "Masih Ada Pintu Lain" ini.

Tidak salah rasanya, jika anda harus membaca lebih lengkap buku tersebut. Dengan tulisan yang mudah dibaca dan dicerna, buku ini juga sudah tersebar bukan hanya di Riau saja, bahkan sudah sampai ke pulau Jawa, khusunya di Bandung dan Jakarta.

Anda ingin memiliki bukunya? Bagi yang di Siak dan sekitarnya, anda bisa langsung mendatangi SMU Negeri 1 Dayun Siak, atau anda juga bisa mencarinya di beberapa toko dan gerai buku terdekat. Anda juga bisa memesannya melalui penerbit Marja dengan Email: Nuansa.cendikia@gmail.com, atau melalui telp: 0227801410. (**/dnl)