JAKARTA - Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian membenarkan adanya perintah menarik satuan Brigade Mobil (Brimob) dari daerah lain ke Jakarta. Penarikan itu dalam rangka mengamankan unjuk rasa pada Jumat, 4 November 2016.

Unjuk rasa itu rencananya dilakukan oleh sejumlah organisasi massa Islam yang menuntut polisi menangkap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dianggap telah melecehkan agama. "Satuan Brimob luar wilayah (Jakarta) kami tarik untuk mengamankan," ujar Tito saat menghadiri parade menjelang Sidang Umum Interpol ke-85, di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad, 30 Oktober 2016.

Tito mengaku belum mengetahui betul jumlah peserta unjuk rasa tersebut. "Kami sedang hitung, yang akan mengamankan juga dihitung. Intinya, soal pelaksanaan harus tertib, dan jangan anarkistis."

Demo yang dipicu oleh tudingan penistaan agama terhadap Basuki alias Ahok itu rencananya dikawal oleh 7.000 personel gabungan polisi dan TNI. Hal itu dikonfirmasi oleh Kepala Polda Inspektur Jenderal M. Iriawan, Jumat lalu.

Kabar penambahan aparat dari daerah pun diperkuat dengan beredarnya surat telegram Kapolri bernomor STR/779/X/2016 pada 27 Oktober lalu. Telegram itu berisi instruksi bantuan kendali operasi (BKO) Brimob daerah untuk peningkatan keamanan DKI menjelang aksi unjuk rasa tersebut.

Dalam telegram itu, tercantum instruksi terhadap 28 kompi atau sekitar 2.000 personel Brimob dari berbagai polda yang ditarik untuk pengamanan Jakarta. ***