JAKARTA - Dari hasil Survey beberapa lembaga independen, elektabilitas bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama selalu menempati urutan tertinggi, ketika figur yang akan menjadi lawannya pada Pilkada DKI Jakarta 2017 belum jelas.

Namun setelah pendaftaran di KPU DKI usai, barulah terlihat siapa yang menjadi lawan Ahok. Ada pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Disinilah beberapa hasil Survey pun kembali mengumumkan hasil yang berbeda, meski Ahok-Djarot tetap unggul.

Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dilakukan Oktober 2016 di seluruh wilayah di DKI Jakarta menunjukkan, pasangan petahana Ahok-Djarot masih unggul dibanding dua pasang kandidat lainnya.

Adapun pertanyaan yang diajukan ke warga adalah, seandainya pilkada digelar saat survei, pasangan Ahok-Djarot berada di posisi pertama mengalahkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Berdasarkan hasil survei tersebut, elektabilitas Ahok-Djarot mencpai 31,4 persen, Anies-Sandiaga 21,1 persen, dan Agus-Sylvi 19,3 persen. Namun hasil tersebut sangat mencolok dimana sebelum lawannya jelas, Ahok sempat menduduki peringkat tertinggi dengan total 80%. Kini Ahok-Djarot pun harus rela berbagi dengan dua Paslon lainya.

"Pasangan incumbent Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat memang masih nomor satu dalam survei," kata peneliti senior LSI, Adjie Alfaraby kepada wartawan, Kamis (06/10/2016) di Jakarta.

Namun kata Adjie, posisi Ahok dan Djarot dinilai masih rawan, karena selisih elektabilitasnya kurang dari 20 persen. Khusus untuk Ahok, tren elektabilitasnya juga cenderung menurun.

Menanggapi hasil Survey tersebut, Ahok mengaku berterima kasih kepada LSI pimpinan Denny JA yang sudah membuat survei terkait elektabilitasnya. Dengan itu, Ahok tidak perlu mengeluarkan kocek sendiri untuk mengetahui tingkat elektabilitasnya.

"Terima kasih ya. Artinya saya enggak perlu keluar duit, sudah ada hasil survei," kata Ahok.

Ahok tidak masalah jika elektabilitasnya disebut menurun. Ahok mengatakan, itu artinya partai pendukung serta Teman Ahok harus bekerja lebih keras lagi sehingga elektabilitas dirinya dan Djarot naik kembali pada Pilkada DKI 2017.

Djarot juga mengaku senang dengan adanya hasil survei LSI pimpinan Denny JA. Menurut dia, hasil survei tersebut bisa jadi bahan evaluasi bagi tim pemenangan Ahok-Djarot dalam menghadapi Pilkada DKI Jakarta 2017. "Enggak apa, senang kita. Bisa jadi bahan evaluasi. Survei-survei gratis itu kan, kami kan enggak ada survei, kami enggak pernah melakukan survei, karena survei bayar mahal, siapa yang mau bayar gitu lho," ujar Djarot.

Djarot juga mengatakan elektabilitas Ahok-Djarot yang bersaing ketat dengan dua pasang calon lainnya harus membuat para pendukungnya bekerja lebih keras lagi. ***