MEDAN - Pengusaha ikan dan udang Kota Medan mengeluhkan aksi bajing loncat dan begal, yang kerap beroperasi di sejumlah wilayah di Belawan. Akibatnya, para pebisnis mengalami kerugian jutaan rupiah setiap hari.
Dalam siaran pers yang diterima GoSumut, Senin (19/9/2016) Pengusaha mengadukan nasib mereka ke Kantor DPC Partai PDI Perjuangan Medan Jalan Sekip Baru Medan, Minggu (18/9/2016).

Dalam aduannya, bajing loncat dan begal sudah beraksi sekitar setahun dan lokasi yang sering menjadi target operasi diantaranya di KIM 1 dan KIM 2 Belawan, jembatan tol Hamparan Perak, Bulu Cina dan di Air Tejun Pasar 5 Hamparan Perak.

Ketua DPC dan Fraksi PDI Perjuangan Kota Medan Hasyim SE meminta pihak kepolisian khususnya Polresta Medan dan Polres Pelabuhan Belawan dan jajarannya untuk bertindak tegas mencegah dan menyelesaikan masalah ini. Pasalnya, tindakan bajing lonjat dan begal sudah sangat meresahkan para pengusaha.

“Pihak kepolisian dalam hal ini Satgas anti preman, anti begal dan anti bajing loncat harus melakukan razia atau patroli rutin 24 jam atau dengan sistem Siang Malam Subuh (SMS). Jika ini dilakukan tentunya akan mengurangi tindak kejahatan di wilayah tersebut,” katanya, kemarin.

Ia menambahkan, dari aduan masyarakat dan pengusaha, udang dan ikan yang dijarah itu 10 sampai 20 kilogram dan hampir setiap hari. Itu sudah mencapai lebih dari Rp1 juta. Dan jika tidak diberikan, supir pengangkut udang dan ikan dari Aceh ditodong pisau.

Jika ini dibiarkan dan berlanjut terus, kata Hasyim, maka akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Apalagi, Kota Medan merupakan kota terbesar nomor tiga di Indonesia dan tentunya persoalan kenyamanan, ketertiban dan keamaanan menjadi salah satu perhatian. 

Apabila Kamtibmas terganggu baik dari begal dan lain sebagainya mengurangi animo pengusaha baik dalam negeri ataupun luar negeri untuk berinvestasi ke Medan.