MEDAN - Ustad Khairul Ghozali yang juga mantan narapidana teroris yang sedang menjalani masa pembebasan bersyarat,  menyarankan agar tersangka pelaku‎ kasus teror bom di Gereja Katolik Santo Yosep, berinisial IAH untuk direhabilitasi.
"Karena IAH ini korban, maka orang seperti dia ini harusnya direhabilitasi, bukannya dipenjara. Rehabilitasi lebih memudahkan IAH kembali ke jalan yang benar," kata Kamis (1/9/2016).

Khairul Ghozali yang pernah dihukum atas keterlibatannya dalam perampokan Bank CIMB Niaga di Medan pada tahun 2010 lalu tersebut, meyakini  IAH merupakan korban dari upaya pencucian otak yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk melakukan aksi teror.

"IAH ini bukan seorang ideolog, ahli doktrin, ustadz, atau ulama. Namun dia pelaku di lapangan yang dicuci otaknya oleh seseorang untuk melakukan sesuatu," terang Khairul.
?
Terkait adanya dugaan iming-iming uang dibalik aksi nekad pelaku, Khairul meyakini hal itu tidak ada kaitan dengan aksi teror. Sebab doktrin dalam aksi teror bom bunuh diri tidak pernah dikaitkan dengan jumlah uang tertentu, melainkan doktrin lain yang sifatnya pada kehidupan akhirat.

"Biasanya mereka dijanjikan masuk surga, tidak mungkin diimingi dengan uang. Uang itu mungkin untuk beli peralatan," ungkap Ustadz Khairul.

Saat ini, IAH ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus teror bom gereja yang terjadi pada Minggu (28/8/2016) kemarin. Dalam aksinya tersebut, IAH mencoba meledakkan bom didalam ransel nya, namun hanya mengeluarkan percikan api saja. Kemudian IAH menyerang pastor dengan menggunakan senjata tajam. Namun aksinya digagalkan jemaat dan berhasil ditangkap serta diserahkan ke Polisi.