PADANGSIDIMPUAN - Dua siswa MAN 2 asal Kota Padangsidimpuan diterima di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Syahdunya, salah satunya merupakan putra dari keluarga yang ayahnya sehari-hari bekerja sebagai penarik becak. Irsan Alamsyah mengaku kaget dan tidak percaya, saat ada sejumlah orang yang menghubunginya dan menanyakan tentang dua siswa asal sekolah tempatnya bekerja di MAN 2 Padangsidimpuan.

"Sudah ada beberapa orang yang menghubungi saya mengaku dari Dinas Pendidikan Sumut dan lainnya, menanyakan adanya siswa kami yang lulus di IPDN," ungkap pria yang menjabat sebagai Wakil Kepala Madrasah bidang Kesiswaan MAN 2 Padangsidimpuan ini saat ditemui di sekolahnya, Selasa (9/8/2016) kemarin.

Ia juga mendapat kabar kelulusan dua siswanya dari orang-orang yang menghubunginya via telepon dan kemudian mengeceknya lewat internet. “Saya juga sempat terkejut saat mendapat telepon dan mengabarkan ada dua siswa kami yang lulus di IPDN," terangnya.

Dijelaskannya, kedua siswanya tersebut masing-masing bernama Badri Thoha, lulus dari MAN 2 Padangsidimpuan tahun 2016 dan Irham Fadli Namora Siregar yang lulus sekolah pada 2015 lalu.

"Ada dua orang, satu sudah lebih dulu lulus dari sekolah ini pada 2015 lalu. Dan satu lagi, memang siswa kita yang baru lulus pada tahun ini. Dan keduanya lulus diterima di IPDN pada tahun ini," ujar Irsan semangat.

Menariknya, dari dua siswa tersebut, Badri Thoha diketahui berasal dari keluarga yang terbilang kurang mampu. Hal itu diakui Irsan, karena mengetahui pekerjaan sehari-hari orang tua siswanya itu hanya sebagai penarik becak.

"Kalau yang satunya (Irham Fadli,red) orang tuanya PNS, tapi kalau si Badri, bapaknya hanya sebagai penarik becak," ucapnya dan mengaku bangga dengan prestasi kedua siswanya itu.

Diceritakan Irsan, khusus Badri, selama menjadi siswa di MAN 2 Padangsidimpuan dikenal baik dan rajin beribadah. Begitu juga dengan pretasinya, walaupun tidak menjadi juara kelas, namun aktif di kepramukaan dan Paskibra.

"Anaknya rajin beribadah, pintar mengaji dan sering menjadi imam bagi teman-temannya. Pretasinya juga lumayan baik, meskipun tidak juara kelas," tukasnya.

Bahkan, akibat ketidakmampuan keluarga Badri, putra pertama dari tiga bersaudara, pasangan suami istri Mislan Swedy dan Nurbaiyah Nasution itu mendapat BSM dan beasiswa Bazda.

"Untuk kehidupan keluarganya memang terbilang tidak mampu, makanya kita bantu dengan BSM dan Beasiswa Bazda. Dan kami merasa bangga, siswa kami itu bisa diterima di IPDN," jelasnya dan berharap Badri dapat sukses dan menjadi anak yang dibanggakan orangtuanya.