SUBULUSSALAM - Pelaksanaan bimbingan teknis (bimtek) yang diikuti 72 gampong di Kota Subulussalam, Aceh dari empat kecamatan di Lempamap, Medan mendapat sorotan, karena dinilai tidak ada manfaatnya untuk gampong. GoAceh menerima pesan singkat yang tidak menyebutkan identitas pengirim, dan ketika dikonfirmasi ulang juga tidak menjawabnya. Namun mengamati isi pesan tersebut berasal dari salah satu peserta bimtek.

Pelaksanaan bimtek akan dilaksanakan dua hari mulai Senin sampai Selasa (25-26/7/2016) di Medan. Berikut isi pesan singkat diterima GoAceh, Jumat (22/7/2016) sekitar pukul 16.30 WIB.

"Ass rekan2 media dan lsm.plaksanaan bimtek utk kmi.kmi sangt stuju.namun kl bimteknya asal2an kmi tdk stuju.tp km dpksa oleh camat2 utk mgikuti bimtek di lempamap mdan.thn kmrn jg d lempamap.hsil tdk ada.cma hura2 sma camat2.biaya bimtek per desa 15 jt x 82 dsa sma dgn 1.230.000.000 dana desa s.salam trbuang k medan cuma2.sapa yg diuntngkn??psti lh para camat.krna cmat2 punya deal dgn lempamap.knp jg org2 pemko diam??mri kta bwa ke prmukaan.kmi gccik2 siap dgn sgla resikonya.krn camat2 yg dpt buahny kmi dapt getahnya"

Camat Simpang Kiri, Jhoni Arizal yang dihubungi GoAceh, Sabtu (23/7/2016) membantah tuding pemaksaan tersebut. Namun Jhoni, tidak membantah lokasi bimtek di Medan.

Menurutnya lokasi bimtek untuk tiga orang pengurus gampong (BPG, sekretaris dan bendahara) tersebut hasil dari kesepakatan keuchik masing-masing. "Kami tidak ada memaksa keuchik untuk tempat bimtek. Itu hasil kesepakatan masing-masing keuchik," ujar Jhoni.

Mengenai dana untuk bimtek, Jhoni mengaku mengetahui setiap gampong mengalokasikan bervariasi mulai dari Rp15 juta bahkan sampai Rp20 juta perdesa. "Kalau mengenai anggaran memang sudah dianggarkan di APBDes," akui Jhoni

Pesan singkat tersebut tidak hanya ditujukan kepada GoAceh, beberapa pejabat lainnya juga mengaku mendapat pesan singkat serupa. "Saya juga mendapat SMS seperti itu, saya telepon dan kirim SMS tak dibalas. Isi SMS ini juga sudah sampai ke pendopo Wali Kota," kata Jhoni.