JAKARTA - Tim Angkat Besi Olimpiade Indonesia yang beranggotakan 5 lifter putra dan 2 lifter putri sudah meninggalkan Tanah Air menuju Capetown, Afrika Selatan, Jumat (8/7/2016). Di sana, mereka akan menjalani training camp untuk memaksimalkan penampilan sekaligus menyesuaikan diri dengan cuaca di Rio de Jeneiro, Brasil. 

"Target training camp di Capetown yakni pemantapan persiapan tahap akhir dan penyesuaian suhu sekaligus minimalisir perbedaan waktu dengan Rio de Jeneiro," kata Direktur Performa Tinggi Angkat Besi, Alamsyah Wijaya di Jakarta, Jumat (8/7). 

Di Cape Town, Eko Juli Irawan dan kawan-kawan akan berlatih hingga 28 Juli 2016. Dari sana, mereka langsung bertolak ke Rio de Jeneiro untuk menjalani pertandingan angkat besi Olimpiade Rio de Jeneito yang berlangsung 6 hingga 10 Agustus 2016. 

Tim Angkat Besi Indonesia didampingi tiga pelatih yakni Dirdja Wihardja, Minan Kemin, Aveenash Pandoo dan Bayu Nusa Mindoro sebagai tenaga masseur. "Pelatih Supeni, Kanti Mahayanti sebagai psiotherapis dan manager Tim akan bergabung 15 Juli 2016 karena masih menunggu ID Card yang sekaligus berfungsi sebagai visa ke Brasil," katanya. 

Menurut Alamsyah, tim angkat Besi Indonesia berharap bisa kembali meneruskan tradisi medali pada ajang Olimpiade yang dimulai pada Olimpiade Sydney tahun 2000. 

Di Olimpiade London 2012, angkat besi menyumbang 1 medali perak dan 1 perunggu dari Triyatno dan Eko Yuli Irawan. "Eko Yuli Irawan, Triyatno dan Sri Wahyuni jadi harapan terbesar bagi Indonesia untuk meraih medali," kata Alamsyah. 

Ketujuh lifter yang akan tampil di ajang empat tahunan tersebut antara lain M. Hasbi (62kg), Eko Yuli Irawan (62 kg), Deni (69 kg), I Ketut Ariana (77 kg), Triyatno (69 kg), Sri Wahyuni (48kg) dan Dewi Safitri (53 kg). Sebelumnya,  pelatih asal Afrika Selatan, Aveenash Pandoo mengatakan, Eko dan Sri Wahyuni yang berpeluang meraih medali.

"Eko dan Sri memiliki pengalaman yang mencukupi dan hasil latihan selama persiapan Olimpiade cukup bagus. Dan, kita akan memaksimalkan kemampuan keduanya selama di Capetown," katanya.

Selain Eko dan Sri, Pandoo juga mengharapkan Triyatno membuat kejutan pada ajang peata olahraga empat tahunan dunia itu. "Triyatno ini semakin tua malah semakin matang. Semoga saja dia dapat menberikan kejutan seperti Olimpiade sebelumnya," ujarnya.

Di Rio de Jeneiro, China masig tetap menjadi musuh besar Indonesia dalam upaya merebut medali tersebut. Di Olimpiade London 2012, China menduduki peringkat pertama dengan raihan 5 emas dan 2 perak. Sedangkan Indonesia hanya dapat mencapai posisi kedelapan bersama Rumania dengan raihan satu medali perak dan satu medali perunggu. (***)