JAKARTA- Pelaksanaan Workshop Iptek Satlak Prima yang digelar di Hotel Atria Serpong, Banteng, 31 Mei hingga 2 Juni 2016 berlangsung sukses. Hasilnya yang paling mengesankan yakni sebanyak 23 utusan cabang olahraga (cabor) sepakat melakukan revolusi dalam pembinaan untuk mengejar ketertinggalan prestasi olahraga Indonesia ke depan. 

"Saya berterimakasih kepada seluruh peserta yang begitu antusias dalam mengikuti Workshop Iptek. Dan, saya sangat terkesan ketika mereka sepakat melakukan revolusi pembinaan olahraga," kata Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), Ahmad Soetjipto usai menutup Workshop. 

Menurut mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), memang cukup berat tantangan yang dihadapi anggota cabor karena harus mengalahkan keunggulan negara lain.  Apalagi, waktu yang ada terbatas. 

"Kalau kita melakukan upaya sama seperti yang lalu maka haasilnya juga sama seperti yang lalu juga. Bilamana ingin mengubah hasil harus mengubah pola latihan seperti yang dilakukan negara lain," ujarnya. 

Lebih jauh, Ahmad Sutjipto meminta pengurus induk organisasi (PB/PP) merekomendasikan peserta sama saat Satlak Prima menggelar workshop berikutnya. 

"Saya minta PB/PP jangan lagi mengirimkan orang baru dalam mengikuti Workshop berikutnya karena kita akan repot nanti. Jadi, ke depan kita telah memiliki cara pandang yang sama karena target masalah kepelatihan sudah harus diselesaikan tahun 2016," katanya. 

Dalam kesempatan itu, Cipto juga mengajak seluruh peserta untuk menjaga kepentingan atlet terutama masalah nutrisi. 

"Nutrisi itu merupakan faktor penentu bagi peningkatan preatasi atlet. Jadi, pelatih wajib menjaganya dan jangan malah mecari susuk (kembalian). Dengan demikian dana yang dikeluarkan negara tidak akan sia-sia," kata Cipto yang menyebut Satlak Prima merupakan keputusan strategis pemerintah dalam mengubah cara-cara konvensional. (*/dnl)