BAGI sebagian orang, catur adalah cabor yang membosankan. Karena bermain catur memerlukan konsentrasi, berpikir dan menerapkan strategi untuk mengalahkan lawan. Tetapi, tidak bagi Chelsie Monica Ignesias Sihite yang merupakan pecatur andalan Benua Etam. Gadis 20 tahun ini sangat familiar dengan bidak hitam putih. Bahkan gara-gara catur ini pulalah yang membawanya hingga keliling dunia. Chelsie – sapaan akrabnya – mulai menggeluti catur sejak usianya masih kecil. Ketertarikannya terhadap catur ketika melihat almarhum sang ayah yang hobi bermain cartur. Dari situlah awal mula ktertarikannya menggelutinya.

''Kami ini kan orang Batak, jadi dengan catur ini sudah biasa main dan sudah melekat saja. Memang waktu itu lihat almarhum ayah main, kelihatannya seru, ya sudah aku cobain,'' kata Chelsie.

Selama 13 tahun bergelut di cabang olahraga catur ini, Chelsie mengaku tidak pernah merasa bosan. Kalau kata pepatah, catur ini telah terlanjur menjadi bagian dari dirinya sembari mengenang sang ayah yang telah tiada.

''Gak pernah bosan sih, karena memang sudah menjadi hidup saya dan ini sudah melekat, ya gak akan pernah ninggalin catur,'' katanya.

Dia menyebutkan salah satu pengalamannya yang cukup berkesan baginya adalah ketika bertanding di Singapura 2008 silam. Saat itu, dirinya mengikuti kejuaraan Internasional World School Chess Championship. ''Waktu itu saya ikut pertandingan di Singapura karena salah jadwal dari pengurus kalah WO (walk out) satu babak, tapi bersyukur masih bisa juara satu,'' kenangnya kala itu. ***