JAKARTA- Gerakan memajukan sektor pariwisata Sumatera Barat terus menggelinding. Setelah kawasan wisata Mandeh di Pesisir Selatan booming, kini Solok Selatan dan Solok berkomitmen membenahi destinasi wisata di daerah itu. Potensinya dinilai sangat besar, namun selama ini minim ekspos dan kurang dipasarkan para travel agent.

“Solok Selatan dan Solok punya banyak tempat yang eksotis, perpaduan antara keindahan alam dan bangunan, wisata kuliner yang mendunia, budaya dan adat istiadat yang unik serta penuh warna juga wisata sejarah. Satu tempat dengan perpaduan sempurna antara wisata alam, budaya, sejarah dan tentu saja kuliner,” terang Bupati Solok Selatan, Muzni Zakaria, Senin (9/5/2016)

Menurut Muzni, Solok Selatan yang berada di gugusan Bukit Barisan itu memiliki alam yang masih perawan. Ada Istana Raja Alam Surambi Sungai Pagu yang bisa dinikmati. Belum lagi eksotisme Perkampungan Seribu Rumah Gadang, kawasan yang dipenuhi deretan rumah gadang yang gonjongnya bervariasi menembus cakrawala. Belum lagi kesegaran alami di perkebunan teh yang berada di kaki Gunung Kerinci.

Pesona alamnya makin terasa komplit lantaran kawasan ini juga dibalut sejumlah air terjun berpanorama keren. Ada air terjun Tansi Ampek, air terjun Timbuln serta Air Malanca yang bisa dinikmati wisatawan. Belum lagi, eksotisme Danau Bontak di kaki Gunung Kerinci, Air Panas Sapan, goa di beberapa tempat serta arena arung jeram di Sungai Batang Sangir dan Sungai Batang Bangko.

“Karenanya akhir pekan lalu saya mengajak Bupati Solok, Gusmal, serta para pegiat pariwisata dan pengurus DPD Asosiasi Agen Tur dan Travel Indonesia (ASITA) Sumatera Barat untuk mengunjungi Solok Selatan. Kami ingin mengangkat potensi wisata Solok Selatan hingga menuju level dunia,” tambah Muzni.

Muzni termasuk beruntung. Ketua DPD ASITA Sumbar, Arlan Dikusnata, ternyata berada di barisan yang sama dengan Muzni. Setelah mengunjungi Solok Selatan, akhir pekan silam, Arlan mengaku sangat terkesima. Panorama alam dan kekayaan adat istiadat di daerah yang berbatasan dengan Kerinci, Jambi itu, dinilai sangat layak untuk dijual.

“Travel agent ingin mengetahui apa saja objek wisata di Solok Selatan yang sudah layak dipasarkan dan siapa target wisatawannya. Jika belum siap, bagaimana upaya bersama untuk membenahinya? Ternyata objek wisata di sini banyak yang bagus-bagus dan menarik untuk dikemas jadi paket wisata,” ujar Arlan.

Dari catatannya setelah menyusuri sejumlah objek wisata, terungkap beberapa hal yang perlu dibenahi. Misalnya kawasan Seribu Rumah Gadang. Kawasan ini dinilai sudah layak untuk dipasarkan ke wisatawan. Namun, toilet dan kebersihan harus dibenahi. “Wisata minat khusus di Solok Selatan sudah layak dijual dengan ikon utama Seribu Rumah Gadang. Tapi, toilet harus dibenahi. Baru ada satu toilet duduk yang tersedia. Ini harus segera dibenahi bila ingin serius menggarap wisatanya,” ungkapnya

Disbudpar Solok Selatan juga diharapkan bisa cepat membuat cerita dari setiap objek wisata yang ada. Misal, konon ada rumah gadang yang selesai dibangun dalam semalam, berikut nama dan legendanya. “Cerita tersebut bisa dijual tour operator dan menarik wisatawan datang ke Solok Selatan,” katanya.

Hal penting lainnya yang harus jadi perhatian adalah ketiadaan rambu-rambu sebelum dan saat masuk beberapa objek wisata. “Yang paling berat adalah masalah buruknya akses jalan ke Solok Selatan via Solok, terutama kalau bawa rombongan besar dan pakai bus. Apalagi jarak Padang-Muaralabuh cukup jauh. Saya harap sebelum even Tour de Singkarak, benar-benar sudah selesai diperbaiki,” harapnya.

Untuk memenuhi standar pelayanan yang nyaman bagi wisata, para pegiat wisata dan ASITA Sumbar mengaku siap memberikan pelatihan. Utamanya bagi pemandu wisata lokal yang menguasai situasi, kondisi dan cerita tentang objek wisata. “ASITA bersama para pegiat wisata di Solok Selatan siap memberikan training Bahasa Inggris praktis untuk pemandu dan pemilik homestay,” katanya.

Bupati Solok Selatan, Muzni Zakaria sangat menyambut antusias turun tangannya para pegiat wisata dan ASITA dalam memajukan wisata Solok Selatan. Dia berjanji membantu semaksimal mungkin program dan kegiatan pemberdayaan sadar wisata di Solok Selatan. “Sejumlah catatan itu menjadi PR bagi kami. Akan segera kami benahi,” terang Muzni.

Soal pengembangan wisata, Solok juga tak mau ketinggalan. Hari ini (9/5), digelar pertemuan pegiat wisata di Alahanpanjang yang dihadiri Bupati Solok, Gusmal dan mantan Menteri PPN/ Kepala Bappenas Andrinof Chaniago. Kegiatan ini dimotori pegiat wisata Solok, Donni Mardan.

Para peserta akan dibawa mengunjungi objek wisata eksotis seperti Danau Kembar dan Bukit Cambai Danau Talang. Menpar Arief Yahya mengingatkan agar 3A --Atraksi, Akses dan Amenitas--- nya diperhatikan betul. Rumus dasar pengembangan destinasi itu harus menjadi standar di semua kawasan yang ingin dikembangkan sektor pariwisatanya. Problem klasik seperti toilet dan kebersihan juga harus dicermati. Agar wisatawan atau costumers yang datang tidak kecewa dibuatnya. (*/dnl)