JAKARTA- Ketua Harian DPP Partai Gerindra Moekhlas Sidik mengkritik keras terhadap kebijakan pemerintah yang masih mengimpor singkong dari luar negeri.

Menurutnya, kebijakan impor singkong yang dilakukan adalah bentuk ketidakseriusan pemerintah dalam menguatkan ketahanan pangan nasional. Dimana Pemerintah Indonesia tidak berdaya, hingga saat ini masih mengimpor singkong. "Apalagi jumlah Impor singkong pada Maret lalu mencapai 987,5 ton, ini sunggu terlalu, memalukan," tutur Moekhlas Sidik kepada Legislatif.co (GoNews Group) melalui pesan releasenya, Selasa (27/04/2016) di Jakarta.

Padahal kata dia, Presiden Jokowi sebelumnya sudah pernah berjanji akan melakukan swasembada pangan dan meningkatkan ketahanan pangan nasional. Namun pada kenyataanya belumlah sesuai janji dan harapan Presiden. "Lah iya to, mana janjinya, lawong singkong saja masih impor. Gimana kita tidak malu, negara kita ini tanahnya subur dan luas tapi harus impor singkong," tukasnya.

Jika saja Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan para petani, kata Mokhlas, maka impor singkong tidak akan terjadi, apalagi sampai kenegara tetangga Thailand.

"Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengampanyekan untuk menghemat anggaran, bahkan Presiden pernah bilang makan rapat di kantor pemerintahan mengganti menunya dengan singkong, mana dong buktinya," jelas Moekhlas.

Karena itu, Moekhlas berharap agar pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla bisa lebih serius dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Sehingga, ke depannya dapat menstimulasi hasil pertanian nasional untuk diekspor ke luar negeri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pemerintah melakukan impor singkong pada Maret 2016 mencapai 987,5 ton. Singkong tersebut secara keseluruhan berasal dari Vietnam. Sementara pada Februari 2016, singkong impor juga masuk sebesar 240,5 ton yang berasal dari Italia. Bila diakumulasi, dalam tiga bulan pertama tahun 2016, impor singkong Indonesia mencapai 1.228 ton. (rls)