JAKARTA- Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian mengatakan, lembaga pemasyarakatan (Lapas) kerap dijadikan tempat perencanaan aksi Teror.Seperti aksi teror di Sarinah, Jakarta Pusat diklaim juga direncanakan dari dalam Lapas.

Menurut Tito, aksi pengeboman di Sarinah itu direncanakan di Lapas Nuskambangan, Jawa Tengah. Perencanaan ini dilakukan oleh tiga orang yang saat ini menjadi pelaku bom di Sarinah. Ketiganya yakni, Maman Abdurrahman, Darmawan alias Rois dan Abu Gar.

"Bom jalan Thamrin, yang empat orang meninggal, empat orang tersangkanya, ini juga sudah diungkap Densus 88, ada hampir 10 orang yang ditangkap terkait kasus Bom Jalan Thamrin, di antara tersangka Abu Gar dan dia katakan perencanaan bom jalan Thamrin dilaksanakan di Lapas Nusakambangan, antara Abu Gar, Maman Abdurahman, dan Darmawan alias Rois" kata Tito dalam rapat dengar pendapat umum dengan Komisi III DPR, Rabu (13/4/2016).

Hal itu terjadi, kata Tito, lantaran penghuni lapas mudah berkomunikasi dengan orang luar. Nah disitulah celah mereka untuk merencanakan aksi tersebut. Salah satunya pengeboman di Sarinah beberapa waktu lalu.

"Dari Kasus Bom Jalan Thamrin, ternyata anggota jaringan dapat menyebrang dengan mudah Lapas Nusakambangan dengan cover kunjungan keluarga atau kunjungan teman, mereka justru komunikasi, sampaikan informasi, kordinasi, dan bahkan melakukan perencanaan di sana," ujar dia.

Untuk itu, pihaknya sependapat penempatan tahanan kasus teroris di tahanan High Risk atau pengamanan tinggi. Sebab, dengan begitu dapat menekan terjadinya aksi-aksi dari dalam lapas. ***