JAKARTA- Geram dengan pembelaan yang dilakukan pengacara kondang Yusril Ihza Mahendra terhadap kapal MV Silver Sea II berbendera Thailand karena diduga mencuri ikan di perairan Indonesia. Poltisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul sebut Yusril demen membela yang bayar.

"Banyak lawyer saat ini mengikuti gaya maju tak gentar membela yang bayar, mungkin dia salah satunya," tutur Ruhut, Jumat (12/2/2016).

Menurut Ruhut, sebagai pengacara yang baik, seharusnya Yusril tidak membela oknum jahat dan perampok, seperti koruptor, teroris, bandar narkoba atau bahkan maling ikan sekalipun. Karena Kapal Thailand tersebut memang maling ikan di Indonesia.

"Dalam urusan hukum dan pengacara, saya lebih senior, tapi saya tidak pernah mau membela koruptor, saya tak pernah bela teroris, saya tak pernah bela bandar narkoba, karena saya bukan maju tak gentar membela yang bayar," tukasnya.

Yusril Ihza Mahendra sendiri, sebelumnya melayangkan somasi terhadapm Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terkait kasus penahanan Kapal MV Silver Sea II, yang hingga saat ini Kapal beserta Kuarabiab dan awak kapalnya masih ditahan di Sabang, Aceh sejak Agustus 2015.

Selaku kuasa hukum Nakhoda Kapal MV Silver Sea II berbendera Thailand, Yotin Kuarabiab, Yusril bersikukuh memberikan pembelaan, berdasar Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, jika terjadi tindak pidana maka proses penyelidikan dibatasi maksimal 30 hari sudah harus dilimpahkan ke ?penuntut umum atau ke pengadilan.

Ruhut Sitompul yang dikenal ceplas-ceplos dan sering mengeluarkan pernyataan pedas, juga mengkritisi Yusril Izha Mahendra dalam menyomasi Menteri Kelautan Perikanan Susi Pudjiastuti.

"Saya sama sekali tidak menyayangkan itu. Pasti akan terima sendiri. ?Apalagi dia mau nyalon Gubernur DKI kan. Udah lah, jangan sakiti hati rakyat," pinta Ruhut.

Langkah yang diambil Ketum PBB ini menurut Ruhut, sama sekali tidak memikirkan isu politik yang tersembunyi dibaliknya. Yusril hanya mementingkan isi kantongnya.

"Mungkin dia cuma mikirkan kantongnya, nyatanya partainya gak lolos parliamentary threshold," pungkas Ruhut. ***