PADANG - Bencana banjir dan tanah longsor yang menimpa 11 daerah Kabupaten/ Kota di Sumatera Barat, sejak Minggu (7/2/2016) lalu selain mengakibatkan 7 orang meninggal dunia juga menimbulkan kerugian harta benda yang tidak sedikit. Sayangnya, Penjabat Gubernur Sumbar Reydonnizar Moenek tidak menampakkan batang hidungnya ke lokasi bencana.

“Aneh ya, kok Penjabat Gubernur kita tidak menampakkan batang hidungnya dengan mendatangi lokasi bencana sembari menyerahkan bantuan makanan dan obat-obatan bagi para korban. Padahal, kedatangannya dalam situasi dan kondisi seperti ini sedikit banyak akan dapat membantu meringankan derita warganya,” ucap seorang pejebat eselon III kantor Gubernur Sumbar kepada GOSumbar, Selasa (9/2/2016).

Pejabat yang enggan ditulis jati dirinya itu mengaku heran dengan sikap Pj Gubernur Sumbar yang sepertinya enggan turun ke lokasi bencana. Ini sangat jauh berbeda dengan pejabat definitife, yang langsung terjun ke lokasi bencana dan mengkoordinir upaya evakuasi korban dan bantuan obat serta makanan lainnya,” ucap pejabat tersebut.

Dari 7 orang korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan tana longsor ini, 6 orang diantaranya satu keluarga tertimbun tanah longsor di Taratak Tinggi Desa Alam Pauah Duo Nan Batigo Kecamatan Pauah Duo Kabupaten Solok Selatan. Dari 6 orang itu, 5 diantaranya sudah telah dievakuasi oleh warga setempat dibantu Tim TRC BPBD Solok Selatan, yaitu Upik (55), Ramli (20)Si Lin (18), Nisa (1,5) dan M. Yunus (65th), sat orang balita bernama Reva (2) masih dalam pencarian oleh Tim Basarnas. Sedang satunya lagi, Padri )16), warga Tanjung Balit, Kabupaten 50 Kota terseret arus sungai Batang Maek dan ditemukan sudah tiddak bernyawa lagi oleh Tim SAR pagi harinya.

Menyikapi kondisi ini Sekretarus Daerah Provinsi Sumbar Dr. Ali Asmar menyanyampaikan, pihaknya akan menyurati SKPD terkait membantu langkah-langkah operasional sesuai dengan kewenangan masing-masing. Kemudian melaksanakan masa tanggap darurat untuk beberapa waktu kemudian.

“Pemprov saat ini sedang turun kelapangan melakukan pendataan kebutuhan penanggulangan daerah bencana, seperti Tank Air Bersih dan Tank Air Pembersih. Keempat BPBD Provinsi melakukan koordinasi secara intens tanggap darurat Kabupaten/ Kota,” kata Ali Asmar yang juga Kepala BPBD Sumbar itu, Selasa.

Menurutnya, pemberian dan penerimaan bantuan bencana di daerah agar dilakukan di Posko Darurat bencana atas perintah komando di lapangan. Tim Komando agar selalu membuat laporan kondisi terakhir perkembangan yang terjadi setiap waktunya,” jelas Ali Asmar seraya meminta kepada masyarakat yang saat ini dilanda musibah bencana mampu bersabar dan tawakal dan berserah diri kepada Allah SWT.

Kepala BPBD Sumbar Zufiatno juga menyampaikan, hingga saat ini BPBD Provinsi Sumatera Barat telah melakukan memberikan bantuan logistik dan peralatan berupa, makanan siap saji, makanan tambahan gizi, sandang, Kain Sarung, Perahu karet beserta mesin dan peralatan vertical rescue untuk kabupaten Limapuluh Kota, Kab Solok Selatan, Kab . Solok, Kota Solok, Kab. Sijunjung dan Kota Sawahlunto. Menurunkan personil BPBD kab/ko yang mengalami banjir dan longsor untuk memberikan dukungan bantuan berupa peralatan dan personil.

Sementara itu menyinggung tentang keberadaan PJ Gubernur Reydonnizar Moenek yang tak menampakkan batang hidungnya di lokasi bencana, Menurut Zardi, seorang pejabat Biro Humas Pemprov Sumbar, yang bersangkutan sedang berada di Jakarta. “Mungkin karena kesibukan dengan tugasnya, beliau besok (Rabu) ke Padang dan langsung ke Solok Selatan, daerah terparah dilanda banjir dan tanah longsor,” katanya terpisah. (***)